Mohon tunggu...
Disisi Saidi Fatah
Disisi Saidi Fatah Mohon Tunggu... Blogger

Cendekia Al Azzam - Penyuka warna biru yang demen kopi hitam tanpa gula | suka mengabadikan perjalanan melalui tulisan untuk dikenang di kemudian hari | Suka Buku dan Film

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Calon Mertua 'Toxic,' Berani Hadapi atau Lebih Baik Pergi?

11 September 2025   09:38 Diperbarui: 11 September 2025   09:38 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menghadapi dengan Bijak: Berjuang atau Mundur?

Lalu, apa yang harus kita lakukan? Apakah kita harus terus berjuang untuk mendapatkan hati mereka, atau lebih baik menyerah saja? Jawabannya tidak sesederhana itu. Ini bukan tentang memilih salah satu, tetapi tentang mempertimbangkan dengan bijak.

Pilihan pertama adalah berjuang. Jika kita memutuskan untuk tetap maju, ini butuh mental yang kuat dan kesabaran ekstra. Cobalah untuk komunikasi secara terbuka dengan pasanganmu. Jelaskan apa yang kamu rasakan, dan minta dia untuk membantu mencari solusi.

Pasangan yang baik akan menjadi jembatan antara kamu dan orang tuanya. Jangan biarkan masalah ini hanya menjadi bebanmu sendiri. Lalu, tetaplah positif dan sabar. Tunjukkan niat baikmu.

Datanglah dengan senyum, berikan perhatian kecil, dan jangan pernah membalas sikap buruk dengan hal yang sama. Sikap positifmu bisa meluluhkan hati mereka, meskipun butuh waktu yang tidak sebentar. Ingat, ini adalah maraton, bukan lari sprint.

Namun, penting juga untuk menentukan batasan. Berjuang bukan berarti kita harus mengorbankan diri sendiri. Jika sikap mereka sudah sampai pada tahap yang melukai mental dan harga dirimu, kamu berhak untuk menjaga jarak. Tunjukkan bahwa kamu menghormati mereka, tetapi kamu juga menghargai dirimu sendiri.

Namun, ada kalanya menyerah adalah pilihan terbaik. Ketika sikap 'toxic' itu sudah melewati batas wajar, ketika hubunganmu dengan pasanganmu menjadi tegang karena terus-menerus berkonflik tentang orang tuanya, atau ketika kamu merasa lelah dan kehilangan dirimu sendiri, mungkin inilah saatnya untuk mundur. 

Hubungan yang sehat seharusnya membuatmu bahagia, bukan sebaliknya. Jika kamu terus-terusan merasa sedih, cemas, atau tidak dihargai, maka mungkin kamu perlu mempertimbangkan kembali kelanjutan hubungan ini.

Keputusan untuk mundur bukan berarti kamu kalah. Ini justru menunjukkan bahwa kamu berani mencintai dirimu sendiri. Kamu menyadari bahwa kebahagiaanmu juga penting. Jangan terjebak dalam pemikiran bahwa kamu harus membahagiakan semua orang. Kebahagiaanmu adalah prioritas.

Ketika Hati Mengambil Peran

Menghadapi calon mertua yang sulit memang tidak mudah. Tapi, ini juga bisa menjadi ujian bagi hubunganmu. Apakah kamu dan pasanganmu bisa bekerja sama untuk menghadapi masalah ini? Apakah pasanganmu mendukungmu? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini bisa menjadi penentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun