Mohon tunggu...
Disisi Saidi Fatah
Disisi Saidi Fatah Mohon Tunggu... Blogger

Cendekia Al Azzam - Penyuka warna biru yang demen kopi hitam tanpa gula | suka mengabadikan perjalanan melalui tulisan untuk dikenang di kemudian hari | Suka Buku dan Film

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

KH Idham Chalid: Teladan Kesederhanaan di Tengah Krisis Kepercayaan Publik

7 September 2025   07:27 Diperbarui: 7 September 2025   07:27 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sikap tegas ini membuktikan bahwa pemuda bisa menjadi motor penggerak kritik sosial yang sehat. Mereka tidak hanya diam melihat penyimpangan, tetapi berani mengingatkan agar politik kembali pada marwahnya: melayani rakyat.

Sejarah mencatat, KH. Idham Chalid berhasil memperkuat solidaritas antar-organisasi pemuda Islam untuk menghadapi tantangan politik dan sosial.

Dari sini kita bisa belajar bahwa politik tidak melulu soal rebutan kekuasaan. Dalam pandangan Idham Chalid, nilai amar makruf nahi munkar juga bisa diterapkan dalam politik. Contohnya adalah dukungan GP Ansor terhadap keterlibatan NU dalam kabinet Ali Sastroamidjojo.

Ini bukan sekadar strategi, melainkan wujud nyata dari prinsip agama yang ingin menghadirkan kebaikan dalam pemerintahan. Artinya, politik bisa tetap bersih jika dijalankan dengan niat yang lurus.

Nilai-nilai agama tidak hanya berhenti di masjid, tapi juga bisa hadir dalam kebijakan publik demi kemaslahatan bersama. Pandangan seperti inilah yang terasa semakin langka saat ini.

Cermin bagi Generasi Kini

Kisah KH. Idham Chalid mengingatkan kita bahwa pemimpin tidak harus kaya atau tampil mewah untuk dihormati. Integritas, ketulusan, dan keberanian moral adalah kualitas yang membuat seseorang dicintai rakyat.

Generasi muda bisa belajar banyak darinya. Menjadi seorang aktivis atau pemimpin organisasi bukanlah soal popularitas, melainkan soal keberanian memperjuangkan nilai-nilai. Jika banyak anak muda saat ini merasa apatis pada politik, mungkin karena mereka tidak lagi menemukan teladan yang jelas. Padahal, sejarah membuktikan bahwa pemuda punya kekuatan untuk mengubah arah bangsa.

Idham Chalid menunjukkan bahwa kesederhanaan bukanlah tanda kelemahan, melainkan kekuatan moral yang langka. Di tengah maraknya berita tentang pejabat yang mengecewakan, mengenang sosoknya terasa seperti menemukan oase di padang gurun.

Ia membuktikan bahwa pemimpin sejati adalah mereka yang rela mengabdi tanpa pamrih, berani menjaga nilai di tengah badai politik, dan tetap sederhana meski memiliki kekuasaan.

Sejarah selalu memberikan cermin. Dari perjalanan Idham Chalid, kita diajarkan bahwa integritas dan kesederhanaan adalah kunci kepercayaan publik. Dan mungkin, itulah yang paling kita rindukan saat ini - pemimpin yang jujur, bersahaja, namun teguh dalam nilai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun