Sikap tegas ini membuktikan bahwa pemuda bisa menjadi motor penggerak kritik sosial yang sehat. Mereka tidak hanya diam melihat penyimpangan, tetapi berani mengingatkan agar politik kembali pada marwahnya: melayani rakyat.
Sejarah mencatat, KH. Idham Chalid berhasil memperkuat solidaritas antar-organisasi pemuda Islam untuk menghadapi tantangan politik dan sosial.
Dari sini kita bisa belajar bahwa politik tidak melulu soal rebutan kekuasaan. Dalam pandangan Idham Chalid, nilai amar makruf nahi munkar juga bisa diterapkan dalam politik. Contohnya adalah dukungan GP Ansor terhadap keterlibatan NU dalam kabinet Ali Sastroamidjojo.
Ini bukan sekadar strategi, melainkan wujud nyata dari prinsip agama yang ingin menghadirkan kebaikan dalam pemerintahan. Artinya, politik bisa tetap bersih jika dijalankan dengan niat yang lurus.
Nilai-nilai agama tidak hanya berhenti di masjid, tapi juga bisa hadir dalam kebijakan publik demi kemaslahatan bersama. Pandangan seperti inilah yang terasa semakin langka saat ini.
Cermin bagi Generasi Kini
Kisah KH. Idham Chalid mengingatkan kita bahwa pemimpin tidak harus kaya atau tampil mewah untuk dihormati. Integritas, ketulusan, dan keberanian moral adalah kualitas yang membuat seseorang dicintai rakyat.
Generasi muda bisa belajar banyak darinya. Menjadi seorang aktivis atau pemimpin organisasi bukanlah soal popularitas, melainkan soal keberanian memperjuangkan nilai-nilai. Jika banyak anak muda saat ini merasa apatis pada politik, mungkin karena mereka tidak lagi menemukan teladan yang jelas. Padahal, sejarah membuktikan bahwa pemuda punya kekuatan untuk mengubah arah bangsa.
Idham Chalid menunjukkan bahwa kesederhanaan bukanlah tanda kelemahan, melainkan kekuatan moral yang langka. Di tengah maraknya berita tentang pejabat yang mengecewakan, mengenang sosoknya terasa seperti menemukan oase di padang gurun.
Ia membuktikan bahwa pemimpin sejati adalah mereka yang rela mengabdi tanpa pamrih, berani menjaga nilai di tengah badai politik, dan tetap sederhana meski memiliki kekuasaan.
Sejarah selalu memberikan cermin. Dari perjalanan Idham Chalid, kita diajarkan bahwa integritas dan kesederhanaan adalah kunci kepercayaan publik. Dan mungkin, itulah yang paling kita rindukan saat ini - pemimpin yang jujur, bersahaja, namun teguh dalam nilai.