Mohon tunggu...
Disisi Saidi Fatah
Disisi Saidi Fatah Mohon Tunggu... Blogger

Cendekia Al Azzam - Penyuka warna biru yang demen kopi hitam tanpa gula | suka mengabadikan perjalanan melalui tulisan untuk dikenang di kemudian hari | Suka Buku dan Film

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rabo Wekasan di Bulan Safar: Benarkah Hari Paling Sial atau Justru Momen Penuh Berkah?

20 Agustus 2025   15:06 Diperbarui: 20 Agustus 2025   15:06 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah, puncak dari kepercayaan ini termanifestasi dalam tradisi Rabo Wekasan. Praktik utamanya adalah salat tolak bala atau salat reboasan. Lalu, bagaimana hukumnya dalam Islam?

Di sinilah letak menariknya. Ternyata, tidak ada satu pun dalil, baik dalam Al-Qur'an maupun Hadis, yang secara khusus memerintahkan atau melarang praktik salat ini. Karena tidak ada landasan syariat yang tegas, para ulama pun berbeda pendapat.

Hadratus Syekh Hasyim Asy'ari, pendiri NU dan seorang ulama besar, cenderung tidak menganjurkannya karena dianggap tidak memiliki dasar yang kuat. Pandangan ini menekankan pentingnya beribadah sesuai dengan apa yang sudah jelas tuntunannya.

Namun, di sisi lain, sebagian ulama dari kalangan tasawuf dan beberapa komunitas NU lainnya membolehkan praktik ini. Bagi mereka, salat tersebut bukanlah sebuah kewajiban, melainkan bentuk ikhtiar (usaha batin) dan doa untuk memohon keselamatan kepada Allah.

Selama niatnya adalah untuk mendekatkan diri dan berdoa kepada Allah, bukan meyakini bahwa salat itu sendiri yang memiliki kekuatan magis, maka hal itu dianggap tidak masalah.

Perbedaan pendapat ini adalah hal yang lumrah dalam khazanah keilmuan Islam. Kuncinya adalah saling menghormati, tanpa perlu merasa paling benar atau menyalahkan pihak lain.

Membalik Narasi: Safar adalah Bulan Penuh Peristiwa Agung

Jika kita membuka kembali lembaran sejarah Islam, kita akan menemukan fakta yang mengejutkan. Alih-alih menjadi bulan kesialan, Safar justru menjadi saksi dari banyak peristiwa besar dan penuh berkah.

Pertama, pernikahan Sang Nabi. Di bulan Safar inilah Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam (SAW) menikah dengan Khadijah binti Khuwailid, seorang perempuan mulia yang menjadi pendukung utama dakwah beliau. Pernikahan agung ini adalah fondasi bagi keluarga Nabi yang penuh cinta dan perjuangan.

Kedua, momen hijrah yang bersejarah. Perjalanan hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah, yang menjadi titik balik penyebaran Islam, juga dimulai pada akhir bulan Safar.

Ketiga, kemenangan umat Islam. Beberapa peperangan penting yang dimenangkan oleh umat Islam, seperti Perang Abwa dan penaklukan Benteng Khaibar yang menjadi pusat kekuatan Yahudi saat itu, terjadi di bulan Safar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun