Namun siapa yang merawat kesejahteraan emosional guru itu sendiri? Guru yang bahagia dan dihormati akan menciptakan suasana belajar yang positif. Tapi jika guru terus-menerus dirundung tekanan, dibebani administrasi, dan minim dukungan, bagaimana ia bisa menyemai semangat belajar yang tulus kepada siswanya?
Kita juga harus mulai menggeser cara berpikir. Bahwa mendidik bukan hanya tugas guru. Ini adalah tanggung jawab kolektif --- orang tua, masyarakat, bahkan media. Jangan biarkan guru berjalan sendiri di tengah arus zaman yang kencang. Sebab kalau mereka tumbang, masa depan bangsa pun ikut tergelincir.
Mengembalikan kepercayaan pada guru bukanlah romantisme masa lalu, tapi kebutuhan nyata hari ini. Maka mari kita mulai: dengan saling menghormati, mendengar, dan membangun komunikasi yang sehat antara rumah dan sekolah. Karena hanya dengan itu pendidikan bisa benar-benar bermakna.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI