Jakarta menjadi saksi drama yang mendebarkan di semifinal Piala AFF U-23 2025. Bertempat di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Jumat sore (25 Juli 2025), Vietnam berhasil menumbangkan Filipina dengan skor 2-1.
Hasil ini membawa juara bertahan tersebut melaju ke final untuk ketiga kalinya secara beruntun. Namun bukan kemenangan itu sendiri yang membuat laga ini menarik, melainkan bagaimana jalannya pertandingan menghidangkan kejutan demi kejutan — termasuk saat Filipina sempat unggul lebih dulu.
Sebagai tim yang memiliki tradisi kuat di kelompok usia muda, Vietnam memang diunggulkan di atas kertas. Skuad asuhan Kim Sang-sik datang ke Jakarta dengan status juara bertahan dan rekor impresif di fase grup.
Namun di sisi lain, Filipina justru tampil sebagai kuda hitam yang mencuri perhatian. Untuk pertama kalinya, mereka melaju hingga ke semifinal turnamen ini, dan datang dengan semangat “bikin sejarah” yang terasa kuat sejak mereka menaklukkan Malaysia di fase grup.
Pertandingan dimulai dengan intensitas tinggi. Filipina tak terlihat gentar menghadapi nama besar Vietnam. Sebaliknya, mereka justru tampil percaya diri, disiplin, dan bermain efektif. Hasilnya, pada menit ke-35, mereka sukses menciptakan kejutan.
Bermula dari lemparan ke dalam panjang yang dilepaskan Jian Caraig dari sisi kiri, bola sempat memantul di kotak penalti dan jatuh ke Noah Leddel. Tanpa pikir panjang, Leddel menyodorkan bola ke Javier Mariona yang berada di posisi bebas. Dengan satu sentuhan halus, Mariona menjebol gawang Vietnam. Skor 1-0 untuk Filipina — dan seluruh stadion seolah terhenyak oleh keberanian tim debutan semifinal ini.
Namun Vietnam tidak panik. Seperti tim besar yang sudah kenyang pengalaman, mereka perlahan membangun kembali ritme permainan. Serangan demi serangan mulai menyulitkan pertahanan Filipina. Hanya enam menit berselang, tepatnya pada menit ke-41, Vietnam berhasil menyamakan kedudukan.
Sebuah serangan yang awalnya tampak buntu justru membuahkan hasil ketika tembakan Nguyen Dinh Bac sempat membentur tiang dan bola muntah kembali ke kakinya. Dalam posisi yang lebih terbuka, Dinh Bac tak menyia-nyiakan peluang dan mencetak gol balasan. Skor 1-1 bertahan hingga turun minum.
Memasuki babak kedua, Vietnam semakin mendominasi. Mereka tampil lebih agresif, dengan pressing tinggi dan penguasaan bola yang lebih rapi. Pelatih Kim Sang-sik memainkan sejumlah pemain pengganti yang memberikan efek instan.
Pada menit ke-54, Vietnam mencetak gol kedua melalui skema bola mati. Sepak pojok yang dikirim Nguyen Phi Hoang disambut sundulan akurat Nguyen Xuan Bac yang tak terbendung. Skor berubah menjadi 2-1, dan kali ini Vietnam tidak memberikan kesempatan kepada Filipina untuk bangkit.