Mohon tunggu...
Disisi Saidi Fatah
Disisi Saidi Fatah Mohon Tunggu... Blogger

Cendekia Al Azzam - Penyuka warna biru yang demen kopi hitam tanpa gula | suka mengabadikan perjalanan melalui tulisan untuk dikenang di kemudian hari | Suka Buku dan Film

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Drama Hari Pertama Sekolah yang Nggak Bisa Diremehkan

7 Juli 2025   21:44 Diperbarui: 7 Juli 2025   21:44 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua anak berjalan menuju sekolah dengan semangat, simbol awal baru dan keberanian memulai dari nol. (Sumber foto: freepik.)

Libur panjang sudah hampir tiba masa usainya. Timeline media sosial (medsos) yang tadinya dibanjiri oleh pemandangan gunung yang indah maupun pantai yang memikat, kini mulai sepi. Tak lama lagi feed instagram dan medsos lainnya akan dipenuhi foto-foto segaram baru anak sekolah, dengan wajah semi-tegang di depan gerbang sekolah, hingga takarir (caption-caption) yang beragam. Biasanya template klasik; "Hari pertama sekolah, semangat yaaa!"

Tapi di balik senyum itu, ada hal besar yang jarang dibahas, yakni; gimana rasanya memulai semuanya dari nol lagi.

Ya, hari pertama sekolah itu penting. Tapi bukan karena langsung masuk ke pelajaran berat atau lomba jadi ranking satu. Justru yang lebih krusial adalah persiapan mental dan fisik buat kembali ke rutinitas yang sempat liburan. Dari jam tidur yang kacau, mood yang belum stabil, sampai rasa kaget lihat PR di minggu pertama - semuanya ikut andil.

Dan itu baru yang naik kelas. Gimana dengan anak yang naik jenjang? Dari TK ke SD, SD ke SMP, SMP ke SMA, rasanya tuh kayak pindah planet.

Naik jenjang itu artinya mereka bukan siapa-siapa lagi di lingkungan baru. Teman baru, guru baru, kadang sampai tata letak sekolah pun bikin nyasar. Mereka yang tadinya "kakak kelas", sekarang harus balik jadi "anak baru" yang belum tahu apa-apa.

Situasi ini bikin banyak anak (dan remaja) merasa gugup, bahkan cemas. Tapi ini bukan soal lemah mental. Ini soal transisi identitas. Dan transisi ini valid banget untuk dirasakan.

Hari pertama sekolah idealnya bukan cuma soal pelajaran, tapi soal adaptasi. Dari jam tidur yang perlu dibenahi, pola makan yang harus stabil, dan yang paling penting; mindset harus disetel ulang. Hal ini dilakukan bukan untuk mengejar nilai lebih dulu, melainkan untuk kenalan; mengenal sistem baru, dan pelan-pelan bikin zona nyaman yang baru.

Banyak anak butuh waktu buat ini. Dan mereka butuh support system yang sadar, bukan yang hanya nyuruh “Ayo semangat, harus langsung rajin ya, biar dapat nilai bagus dan berprestasi!”

Hal ini penting, hari pertama sekolah bukan balapan. Bukan siapa yang bawa buku paling lengkap, siapa yang hafal jadwal, atau siapa yang langsung akrab dengan semua guru. Tapi siapa yang mampu bertahan, bangkit dari jet lag liburan, dan berani melangkah ke lingkungan baru meski dengan langkah kecil.

Semua Orang Pernah Jadi Anak Baru

Entah kamu sekarang siswa baru, guru baru, atau bahkan orang tua yang ngantar anaknya sekolah untuk pertama kali - semua orang pernah merasakan jadi “anak baru”. Jadi jangan terlalu keras sama diri sendiri.

Hari pertama sekolah bukan soal tampil sempurna. Tapi tentang hadir, berani memulai, dan percaya bahwa setiap awal yang canggung bisa jadi cerita hebat di akhir nanti.

Selamat datang kembali di realita. Dunia menunggumu untuk tumbuh, satu hari sekolah dalam satu langkah berani.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun