Mohon tunggu...
Disisi Saidi Fatah
Disisi Saidi Fatah Mohon Tunggu... Blogger

Cendekia Al Azzam - Suka mengabadikan perjalanan melalui tulisan untuk dikenang di kemudian hari | Suka Buku dan Film

Selanjutnya

Tutup

Bola

Deru Oxford United vs Indonesia All Star: 6-3, Pesta Gol GBK

6 Juli 2025   23:34 Diperbarui: 6 Juli 2025   23:06 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain Oxford United merayakan gol ke gawang Indonesia All Star dalam laga Piala Presiden 2025 di GBK. (Foto: Tempo)

Menyaksikan laga kedua Piala Presiden 2025 yang mempertemukan Oxford United FC dengan Liga Indonesia All Star sungguh mendebarkan. Pasalnya, sejak peluit awal dibunyikan oleh wasit, Oxford United tampil dominan.

Laga pertama dalam grup A ini menjadi salah satu pertandingan dengan gol terbanyak untuk sementara - sepanjang sejarah turnamen pramusim tersebut. Pertandingan yang digelar di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta pada Minggu, 6 Juli 2025, malam, membawa Oxford United unggul sementara, dengan perolehan skor akhir 6-3.

Penyerang Oxford, Mark Harris, membuka pesta gol cepat pada menit ke-4 lewat umpan silang akurat dari Matt Phillips. Indonesia sempat membalas melalui aksi cepat Riko Simanjuntak di menit ke-14 setelah memanfaatkan kesalahan back-pass. Sayangnya, lini belakang Indonesia All Star gagal menjaga kedalaman.

Selang sepuluh menit kemudian, Rico Simanjuntak mencetak gol penyeimbang. Dari umpan ceroboh yang dilakukan Matthew Philips, dimanfaatkan olehnya dengan menerobos langsung menuju gawang Oxford United. Sehingga kedudukan berubah sama 1-1. 

Sayangnya, hal itu hanya berlaku sementara. Harris kembali mencetak gol di menit ke-30, disusul sundulan Michal Helik pada menit 45, menutup babak pertama dengan skor 3–1. Oxford United unggul 2 gol dari Indonesia All Star. 

Memasuki babak kedua, Oxford United makin menggila. Thomas Bradshaw pada menit ke-53, Przemysław Placheta (56’), dan Bryan De Keersmaecker (68’) memperbesar keunggulan mereka menjadi 6–1.

Kendati demikian, tim Liga Indonesia All Star tidak patah semangat. Upaya yang terus dilakukan akhirnya berbuah hasil, Rizky Dwi dan Eksel Runtukahu menyumbangkan masing-masing satu gol pada menit ke-76 dan menit ke-80. Meski begitu, hal ini tak cukup untuk mengejar defisit. Oxford keluar sebagai pemenang tegas, sementara All Star harus menelan pil pahit di kandang sendiri.

Gelora Bung Karni dipadati sekitar tiga puluh lima ribu penonton. Sorakan riuh terdengar sejak pemanasan. Lapangan dalam kondisi prima dan mendukung permainan cepat khas tim tamu. Begitupun sorotan lampu stadion, sambutan koreografi mini dari pendukung, dan efek visual pembuka laga menjadikan atmosfer GBK malam tadi terasa spesial.

Oxford tampil dengan gaya khas klub Inggris Divisi Championship: pressing tinggi, distribusi bola cepat dari tengah ke sisi lapangan, dan penyelesaian akhir yang efektif. Mereka disiplin dalam bertahan dan cermat dalam memanfaatkan celah - pelajaran penting bagi tim Indonesia All Star.

Secara performa, Tim Liga Indonesia All Star patut kita apresiasi. Dari segi semangat sudah tak perlu diragukan. Namun, dalam hal bertahan masih kurang disiplin dan terlalu lama membaca permainan lawan. Garis pertahanan terlalu tinggi saat transisi, begitupun komunikasi antar lini kurang solid. PR besar ke depan adalah perlunya meningkatkan koordinasi dan konsistensi pressing, terutama menghadapi lawan yang secara fisik lebih dominan.

Saya rasa dari pertandingan ini ada banyak pelajaran yang bisa diambil bagi Tim Liga Indonesia All Star untuk ke depan. Baik dalam laga Piala Presiden ini maupun di luar lapangan lain. Mungkin, perlu adanya pembentukan pola bermain kolektif, bukan sekadar showcase individual para pemain top dari Liga 1. Paduan kekompakan, distribusi bola cepat, dan respons taktis harus ditingkatkan jika ingin bersaing di laga sisa grup.

Dengan hasil ini, Oxford United unggul di klasemen Grup A dengan 3 poin dan selisih gol besar. Jika konsisten, mereka bisa melangkah ke semifinal bahkan final. Kedalaman skuad dan stamina mereka memberi keuntungan besar di turnamen singkat seperti ini.

Bagi Indonesia All Star, peluang masih terbuka jika mampu meraih dua kemenangan berikutnya, namun mereka harus menang besar dan berharap hasil pertandingan lain berpihak. Tapi, rasanya sulit. Laga ini bisa jadi momen reflektif untuk belajar dari permainan Oxford - bagaimana efisiensi, kesabaran membangun serangan, serta efektivitas finishing menjadi kunci kemenangan.

Dengan adanya laga ini memberi inspirasi untuk menghadirkan fitur digital interaktif seperti tayangan ulang instan dari angle 360°, zona statistik real-time untuk fans di stadion, hingga booth edukasi taktik mini untuk pengunjung muda. Turnamen ini bukan sekadar soal siapa menang, tapi bagaimana budaya sepak bola dibentuk dan diwariskan.

Secara keseluruhan, pesta gol di GBK malam tadi adalah pengingat, bahwa kualitas itu butuh proses, dan All Star tak boleh tenggelam dalam skor. Mereka masih punya waktu, namun harus segera bangkit dengan taktik yang lebih matang dan semangat yang tetap menyala.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun