Mohon tunggu...
Disisi Saidi Fatah
Disisi Saidi Fatah Mohon Tunggu... Blogger

Cendekia Al Azzam - Penyuka warna biru yang demen kopi hitam tanpa gula | suka mengabadikan perjalanan melalui tulisan untuk dikenang di kemudian hari | Suka Buku dan Film

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Warkop DKI Kartun: Ketika Tawa Legendaris Bertemu Dunia Animasi

29 Juni 2025   13:44 Diperbarui: 29 Juni 2025   13:44 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warkop DKI hadir dalam versi animasi segar, hibur semua umur lewat tiga misi absurd penuh tawa dan nostalgia. (Dokpri)

Meski menyenangkan, bukan berarti film ini bebas cela. Sebagai karya omnibus, kualitas ketiga cerita terasa tidak merata. Cerita pertama dan kedua menghibur dengan intensitas dan pacing yang tepat. Tapi cerita ketiga terasa "maksa" - alur pertandingan bola yang panjang, dialog yang terlalu mengada-ada, serta humor yang terasa cringe di beberapa titik.

Selain itu, meski banyak referensi pop culture yang seru, kadang terasa terlalu banyak numpuk - hingga penonton awam mungkin sulit menangkap arah cerita. Beberapa anak juga bisa jadi bingung karena percampuran antara isu modern dengan gaya lawakan jadul.

Namun, kekurangan ini bukan kegagalan. Justru menunjukkan bahwa menghidupkan kembali legenda itu tidak mudah. Ada pertaruhan antara mempertahankan warisan, dan menyajikannya ke pasar baru.

Film ini layak untuk ditonton, arena Warkop DKI Kartun adalah upaya serius namun ringan untuk menunjukkan bahwa komedi tidak mengenal usia atau format. Ia bukan sekadar hiburan, tapi juga pengingat bahwa komedi bisa mengkritik tanpa melukai, tawa bisa diwariskan lintas generasi, budaya lokal bisa tampil keren di medium modern.

Film ini mengajak kita untuk percaya bahwa Dono, Kasino, dan Indro bukan sekadar tokoh, tapi semangat kekaryaan yang hidup di berbagai zaman. Dari layar bioskop tahun 80-an, panggung Srimulat, YouTube, hingga kini lewat layar kartun digital.

Komedi yang Bertransformasi

Warkop DKI Kartun bukan sekadar film, ia adalah jembatan budaya dan sejarah humor Indonesia. Ia mungkin tak sempurna dalam penyampaian, tapi niat baik dan kreativitas di baliknya layak mendapat apresiasi. Terbukti film ini mendapatkan rating yang lumayan tinggi dari penonton, di IMDB ia memperoleh nilai 8,6/10. 

Film ini cocok untuk ditonton bersama keluarga, nostalgia bareng orang tua, atau bahkan memperkenalkan humor jaman dulu ke generasi yang pikir Dono itu nama karakter sinetron. Dan yang terpenting: film ini mengajarkan bahwa dalam hidup, selera boleh berubah, tapi tawa harus tetap dibagi. Warkop DKI boleh berubah bentuk. Tapi tawa mereka tetap kekal.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun