Mohon tunggu...
Disisi Saidi Fatah
Disisi Saidi Fatah Mohon Tunggu... Blogger

Cendekia Al Azzam - Penyuka warna biru yang demen kopi hitam tanpa gula | suka mengabadikan perjalanan melalui tulisan untuk dikenang di kemudian hari | Suka Buku dan Film

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Cara Bijak Bangun Usaha Keluarga Anti Konflik

1 Juli 2025   06:10 Diperbarui: 1 Juli 2025   06:12 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ingin bangun bisnis bareng keluarga atau pasangan tanpa konflik? Ikuti tips agar usaha tetap profesional, harmonis, dan tumbuh bersama. (Freepik)

Bangun bisnis bareng keluarga atau pasangan? Terdengar manis, ya. Tapi percayalah, tanpa pendekatan yang bijak dan strategi yang matang, bisnis bisa jadi ladang drama! Padahal, semestinya usaha bersama orang terdekat justru mempererat hubungan. Artikel ini hadir sebagai panduan cerdas buat kamu yang ingin membangun usaha keluarga anti ribut, tanpa kehilangan rasa sayang dan keharmonisan.

Kedekatan emosional sering bikin kita lupa satu hal penting: profesionalitas. Justru karena merasa "udah kenal banget," banyak pasangan atau saudara yang menganggap remeh urusan sistem dan tanggung jawab. Alhasil, ketika bisnis mulai jalan, konflik pun pelan-pelan muncul - ada yang merasa kerja lebih berat, ada yang nggak enak nagih modal, atau malah beda visi ke mana arah bisnis dibawa.

Agar hal-hal semacam ini nggak merusak hubungan maupun usaha, kamu butuh pendekatan yang lebih dari sekadar semangat. Berikut beberapa prinsip penting yang perlu dijaga:

Pertama, mulailah dari komitmen tertulis, bukan cuma janji manis. Meski itu suami, kakak, atau sepupu, buatlah kesepakatan tertulis tentang pembagian peran, modal, keuntungan, dan tanggung jawab. Ini bukan tanda nggak percaya, tapi bentuk saling menjaga dan menghindari salah paham di kemudian hari.

Kedua, bagi peran sesuai kekuatan, bukan kedekatan. Jangan asal tunjuk hanya karena sayang. Kalau dia jago di keuangan, biarkan ia jadi bendahara. Kalau kamu lebih kuat di strategi dan marketing, ambil alih bagian itu. Profesionalitas harus tetap di depan, demi kelangsungan usaha.

Ketiga, pisahkan uang bisnis dan uang dapur. Ini kesalahan paling klasik. Banyak bisnis keluarga amburadul karena kas perusahaan dipakai bayar listrik rumah atau beli pulsa pribadi. Buat rekening bisnis terpisah dan catat setiap pengeluaran agar keuangan tetap sehat dan transparan.

Keempat, sediakan waktu untuk rapat dan evaluasi. Jangan hanya mengandalkan obrolan sambil sarapan. Rutinlah bikin rapat bisnis, catat perkembangan, bahas solusi dari masalah yang ada. Bahkan, sesekali bisa undang konsultan atau teman netral biar pandangannya obyektif.

Kelima, sepakati cara menyelesaikan konflik sejak awal. Sebelum masalah muncul, tentukan dulu: kalau ada beda pendapat, siapa yang jadi penengah? Gimana cara musyawarah? Dengan begitu, saat masalah datang, kalian nggak saling menyalahkan dan bisa fokus mencari solusi.

Contohnya bisa dilihat dari banyak usaha kekinian yang dijalankan oleh anak muda bersama pasangan atau saudara: mulai dari bisnis kopi, skincare online, hingga studio kreatif digital. Semua bisa sukses - asal punya nilai utama yang dijaga bersama: transparansi, komunikasi, dan saling menghormati zona kerja masing-masing.

Menurut Dr. Ivan Lansberg, pakar bisnis keluarga dari Northwestern University dan penulis Succeeding Generations, keberhasilan usaha keluarga sangat ditentukan oleh kemampuan membangun struktur organisasi yang sehat dan menyelaraskan emosi pribadi dengan tujuan profesional bersama. Pendekatan ini akan menjaga kesinambungan bisnis lintas generasi dan meminimalisir konflik dalam pengambilan keputusan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun