Mohon tunggu...
Disisi Saidi Fatah
Disisi Saidi Fatah Mohon Tunggu... Blogger

Cendekia Al Azzam - Penyuka warna biru yang demen kopi hitam tanpa gula | suka mengabadikan perjalanan melalui tulisan untuk dikenang di kemudian hari | Suka Buku dan Film

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tidak Khusyuk Saat Shalat? Minimal Lakukan Pada Tiga Waktu Ini!

31 Januari 2024   13:56 Diperbarui: 2 Februari 2024   20:40 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Taqwa Kota Metro. Photo Disisi - 2023. dokpri

Shalat adalah pondasi seorang mukmin, menjadi salah satu rukun Islam dan diletakkan pada posisi pertama, yang berarti sebagai pondasi - dasar keimanan seseorang. Maka, salah jika seseorang menganggap ibadah shalat adalah hal yang biasa - sepele.

Dari Mu'adz bin Jabal, Nabi SAW bersabda:


رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلاَمُ وَعَمُودُهُ الصَّلاَةُ

Artinya: "Inti segala perkara adalah Islam dan tiangnya yang merupakan shalat." (HR. Tirmidzi No. 2616 dan Ibnu Majah No. 3973.)

Shalat adalah salah satu sarana bagi seorang mukmin untuk berdoa kepada Allah, karena di dalam shalat terdapat satu waktu di mana letak dekatnya seorang hamba kepada Allah; ialah saat sujud. Oleh karena banyak ulama menganjurkan agar ketika sujud perbanyaklah meminta kepada Allah, di antaranya ialah meminta agar meninggal dalam keadaan husnul khatimah.

Ketika shalat kita diminta untuk menghadirkan hati - khusyuk - menikmati ibadah shalat. Namun, sebagaimana manusia yang lemah tentu kita tidak dapat khusyuk sepenuhnya. Lantas bagaimana solusinya? Al-Habib Abdurrahman bin Ahmad Alaydrus - Khadim Majelis Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam (SAW) Provinsi Lampung, dalam kajian rutin bulanan yang digelar di Pondok Pesantren Al-Hidayah, Batanghari, Lampung Timur pada Ahad, 28 Januari lalu, mengatakan; "Jika tidak bisa khusyuk sepenuhnya dalam shalat, maka lakukanlah pada tiga waktu."

Habib yang pernah mengenyam pendidikan di Kota Tarim, Hadramaut itu mengatakan, waktu tersebut di antaranya ialah saat takbiratul ihram, pembacaan surah Al-Fatihah, dan tasyahud.

Ketika shalat biasanya pikiran kita selalu berkelana ke mana-mana, ada saja momen yang tiba-tiba terlintas di dalam pikiran. Terkadang, tiba-tiba ingat letak barang yang hilang, teringat jika kita lupa untuk melalukan sesuatu; mematikan kompor misalnya, dan lain sebagainya. Ya, itulah godaan terbesar dalam shalat.

Di bawah langit sendu dan angin malam yang cukup hangat, Habib Abdurrahman mengatakan; ketika takbiratul ihram - pada saat melafazkan "Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil 'aalamiin" - sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku, hanya untuk Allah (Tuhan Semesta Alam) - maka hadirkan hati kita. Karena semuanya kita pasrahkan kepada Allah semata.

Kedua, beliau menyebutkan disaat membaca Surah Al-Fatihah - ketika ucapan iyyka na'budu wa iyyka nasta'in - hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.

"Karena kita juga meminta dengan ibadah, di mana ibadah kita hanya mengharap ridha kepada Allah, jangan sampai kita hanya meminta - mengeluh sama Allah saja. Tapi, sholatnya - ibadahnya malas-malasan. Makanya, diingatkan sama Allah dalam Qur'an Surah Al-Fatihah, bahwa sebelum meminta pertolongan Allah - harus menyembah (ibadah) terlebih dahulu," demikian ucap Habib Abdurrahman.

Dalam hal ini yang paling utama kita minta, sebagaimana di tegaskan dalam Surah Al-Fatihah; ihdinash-shirthal-mustaqim, Habib Abdurrahman mengingatkan untuk meminta hidayah - jalan yang lurus. "Minta semua apa yang ada di dalam hajat kita, minta kepada Allah. Bahkan, di dalam shalat kita - hadirkan di dalam hati kita - kalau nggak paham apa yang kita baca dari pada ayat-ayat Al-Qur'an, maka hatinya berdoa kepada Allah," tegas murid Sayyidi Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz tersebut.

Selanjutnya, waktu ketiga ialah di dalam tasyahud - saat mengucap salam kepada Rasul; Assalamu alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullahi wabarakatuh. Sebab, salam yang kita baca di dalam shalat - kepada Baginda Nabi Muhammad SAW., merupakan salam hadir. Oleh karenanya, hendaknya hati kita ikut hadir - karena Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam menjawab salam kita.

Disebutkan di dalam hadist riwayat Muslim; "Tidak ada seorang muslim yang menyampaikan salam kepadaku, kecuali Allah mengembalikan ruhku dan aku akan menjawab salam orang tersebut." - Dalam hadist lain pula disebutkan - tentang sholawat; "Sholawat yang kalian baca itu akan disampaikan kepada Baginda Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam."

"Makanya, dengan shalawat dan menyampaikan salam kepada Rasul adalah wasilah supaya kita lebih dikenal oleh Rasulullah dan kelak pada hari kiamat bisa berkumpul bersama baginda Nabi. Maka, ucapkanlah dengan hati yang hadir - khusyuk," demikian Habib Abdurrahman berpesan.

Rekomendasi bacaan artikel lainnya;

      * Puasa di Tiga Hari Esok, Seakan Ibadah 700 Tahun

      * Menyingkap Dunia Malam dari Novel Re dan peRempuan 

      * Hikmah dari Ketulusan Cinta Dua Sahabat Rasulullah

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun