Mohon tunggu...
Andi
Andi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pengajar Pemula

Cara membuat hidup tidak ribet adalah dengan mengelola dan mengontrol pikiran kita dengan baik

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Alur Cinta Si Korban (Bagian Dua)

14 April 2021   06:26 Diperbarui: 14 April 2021   07:30 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.cosmopolitan.co.id

Gaya cinta yang kedua adalah The Victim atau sang Korban. Anak-anak yang memiliki gaya cinta seperti ini umumnya anak-anak yang lahir dan berkembang di dalam keluarga yang kacau dan berantakan. Sejalan dengan itu, tentu tidak mendapatkan banyak perhatian dari orang tua. Selain itu, mereka yang tumbuh dalam kondisi keluarga seperti itu tidak memiliki banyak waktu untuk mencintai dan menghargai dirinya, karena mereka menghabiskan banyak waktu untuk membuat mereka ada dan terlihat di dalam kehidupan. Mereka tidak memikirkan mencintai diri lagi, mereka hanya berjuang bagaimana cara agar orang lain tidak melupakan dia.

Anak yang memiliki gaya cinta seperti ini, bertumbuh dalam kondisi lingkungan yang sangat berantakan, sehingga hal tersebut mendorong mereka agar sering berimajinasi sebuah kehidupan yang bertimbal balik dengan keadaan mereka. Anak-anak yang hidup dalam keluarga yang berantakan hanya sering mendengar marahan dan bentakan dari orang tua mereka sehingga hal yang sering mereka lakukan adalah bersembunyi dan diam.

Ketika sudah dewasa, anak-anak yang memiliki gaya cinta seperti ini, umumnya,

  • Memiliki self esteem yang rendah.
  • Hal  ini disebabkan oleh pengalaman yang mereka alami ketika kecil. Kondisi lingkungan yang sangat berantakan membuat mereka merasa rendah diri dan selalu menempatkan diri di posisi korban atau posisi yang tertindas.
  • Memiliki trauma terhadap depresi dan ketakutan.
  • Kondisi ketika kecil akan memengaruhi kehidupan si anak. Lingkungan anak yang penuh dengan kemarahan dan bentakan dari orang tua menyebabkan mereka takut dan trauma terhadap beberapa hal sehingga pada akhirnya hal tersebut bisa menjadikan mereka menjadi depresi dan pertumbuhan merek tidak berjalan dengan lancar.
  • Lebih senang bergaul dengan orang yang sukan mengontrol (Controler)
  • Kehidupan mereka yang sering memosisikan mereka sebagai korban mendorong mereka untuk mencari pasangan yang memiliki kepribadian yang bertimbal balik dengan mereka. Mereka akan mencari si pengontrol atau orang-orang yang senang mengontrol kehidupan orang lain. Orang yang memiliki gaya si Korban akan bisa bergerak bila mereka disuruh dan digerakkan dan dengan hal itu mereka merasa ada dan mereka merasa berguna.
  • Mereka terbiasa dengan kekacauan dan situasi stres sehingga ketika mereka benar-benar mengalami ketenangan, itu sebenarnya membuat mereka merasa tidak nyaman saat mereka mengantisipasi ledakan terbesar berikutnya.
  • Kekacauan dan kekerasan mungkin menjadi hal yang biasa dan lumrah bagi mereka. Sehingga beberapa orang yang hidup dalam keluarga yang keras tidak terkejut dengan kekerasan yang mereka temukan di luar lingkungan keluarga. Bahkan, lebih parahnya, terdapat di antara mereka yang tidak merasa tenang jika lingkungan mereka aman-aman saja. Mereka membutuhkan sebuah kekerasan dan permasalahan. Kehidupan yang aman membuat mereka aneh dan berbeda.
  • Agar para korban dapat memupuk hubungan yang sehat dan stabil, mereka harus belajar mencintai diri sendiri dan belajar bagaimana membela diri mereka sendiri ketika situasi membutuhkannya, alih-alih membiarkan pasangan mereka menginjak-injak mereka. Mereka perlu untuk di ajarkan bagaimana untuk tidak menganggap diri sebagai korban lagi. mendorong mereka untuk menghargai diri dan hidup mereka sendiri (Psych2Go, 2018).

Referensi

Psych2Go. (2018, Oktober Jumat). Psych2Go. Diambil kembali dari Youtube

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun