Mohon tunggu...
Ignasia Kijm
Ignasia Kijm Mohon Tunggu... Wiraswasta - Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pengembangan Pariwisata Kawasan Borobudur melalui Mandiri Jogja Marathon

21 Mei 2019   23:30 Diperbarui: 21 Mei 2019   23:53 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mandiri Jogja Marathon, event olah raga berskala internasional berbasis promosi wisata. (sumber foto: https://mandirimarathon.com/)

Pemerintah telah menetapkan 10 Bali Baru sebagai destinasi wisata, diantaranya Candi Borobudur. Sebagai wadah olah raga berbasis promo wisata, Mandiri Jogja Marathon diharapkan bisa menonjolkan ikon Yogyakarta, salah satunya Candi Borobudur.

Mandiri Jogja Marathon (MJM) merupakan event lari berskala internasional yang diselenggarakan Bank Mandiri bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Event yang ditunggu-tunggu masyarakat khususnya komunitas pelari tersebut berlangsung pada 28 April 2019. Event ini memiliki keunikan, selain berolahraga peserta dapat menikmati kekayaan budaya serta keindahan dan keelokan alam Yogyakarta.

Tujuan digelarnya MJM adalah memajukan pariwisata Yogyakarta dengan segala potensinya. Perhelatan MJM diyakini mampu memberikan dampak ekonomi. Para peserta yang membawa rekan dan keluarganya melakukan transaksi ekonomi, seperti belanja, wisata kuliner, mengunjungi taman rekreasi, sampai menyewa penginapan.

MJM yang digelar untuk ketiga kalinya diikuti 7.500 peserta, terdiri dari 670 pelari di kategori full marathon, 1.530 pelari (half marathon), 2.280 pelari (10K), dan lebih dari 3 ribu pelari (5K). Dari jumlah tersebut, 85,31% peserta berasal dari luar Yogyakarta. Tak hanya itu, terdapat 121 pelari asing dari 11 negara.

Indonesia menjadi tuan rumah dari berbagai negara yang mengikuti MJM. Sebagai tuan rumah kita harus menunjukkan tingkah laku yang baik. Tidak hanya saat event, juga pre event dan post event. Contohnya, bersikap baik saat mengambil race pack atau berlari. Tunjukkan attitude yang mencerminkan bangsa meskipun pelari recreational.

Banyak pihak memandang sport tourism mampu memberi pengaruh terhadap peningkatan ekonomi masyarakat dari kunjungan wisatawan maupun membantu tingkat hunian hotel di wilayah Yogyakarta terutama saat low season.

Salah satu cara menggenjot kunjungan wisatawan ke Yogyakarta adalah mengadakan berbagai atraksi pariwisata, salah satunya potensi sport tourism berskala internasional seperti MJM yang digemari wisatawan mancanegara. Harapannya ajang olah raga ini dapat melibatkan masyarakat khususnya di wilayah sekitar perhelatan.

Penataan kawasan Borobudur saja tidak cukup. Perlu ada event yang menyesuaikan dengan  lifestyle, yakni lari. Animo mereka yang luar biasa mampu menggerakkan ekonomi. Selain itu menguatkan komitmen masyarakat dalam berolah raga. Hati, pikiran, dan omongan yang bersih setelah berolah raga bisa meminimalisir timbulnya hoax di social media.

Sport tourism diakui dapat memperkuat citra positif Yogyakarta sebagai salah satu destinasi wisata yang menarik. Antusiasme peserta MJM diharapkan membuat Yogyakarta lebih dilirik wisatawan mancanegara.

Pengembangan Ekonomi

Bagaimana  mengembangkan destinasi wisata dengan  capacity building yang dimiliki masyarakat. Sebab pariwisata itu menjual jasa. Kalau masyarakat  tidak ramah, jangan pernah berharap wisatawan akan datang seindah apapun destinasi itu. Jika masyarakat dilibatkan dalam pariwisata, penyerapan tenaga kerja dan devisa meningkat.

Kementerian Pariwisata memproyeksikan pada 2020 sektor pariwisata menjadi  penyumbang devisi tertinggi mengalahkan gas, batu bara, dan kelapa sawit. Target lainnya adalah tahun  2019 wisatawan mancanegara sejumlah 20 juta dan wisatawan nusantara 275 juta. Untuk itu dibutuhkan kerja keras. Indeks daya saing pariwisata Indonesia pada 2015 berada di posisi 50 dari 141 negara. Tahun sebelumnya  di posisi 70, artinya ada kenaikan yang cukup signifikan. Untuk itu  pemerintah telah menetapkan strategi, yakni   pengembangan pariwisata melalui empat pilar, yaitu pengembangan destinasi, pengembangan pemasaran, pengembangan industri pariwisata, dan pengembangan kelembagaan. Fokusnya adalah sumber daya manusia (SDM). Dari  empat pilar tersebut  pemerintah telah melakukan beberapa hal, diantaranya  promosi yang gencar serta meningkatkan destinasi dalam komponen perwilayahan, aksesibilitas, atraksi, pemberdayaan masyarakat, dan investasi.

Mandiri Jogja Marathon diharapkan mampu menggerakkan ekonomi lokal. (sumber foto: https://mandirimarathon.com/)
Mandiri Jogja Marathon diharapkan mampu menggerakkan ekonomi lokal. (sumber foto: https://mandirimarathon.com/)
Masyarakat tidak kalah penting dalam pengembangan pariwisata selain  pemerintah pusat, pemerintah daerah,  pemerintah kabupaten/kota, akademisi, pelaku industri,  dan media. Bagaimana masyarakat bisa menjadi tuan rumah yang baik untuk keberlangsungan pembangunan pariwisata serta bagaimana masyarakat bisa menciptakan kondisi yang kondusif di dalam destinasi pariwisata agar pembangunan pariwisata bisa berjalan dengan baik. Tentunya bagaimana masyarakat bisa mendapat manfaat ekonomi dari kegiatan kepariwisataan.

Bagaimana masyarakat bisa menjaga keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, dan keramahan. Kalau hal tersebut berjalan, aktivitas kepariwisataan di sebuah destinasi akan berkembang lebih baik. Kementerian Pariwisata  menggerakkan masyarakat untuk menjaga destinasinya agar kondusif. Selain itu melakukan beberapa program peningkatan kapasitas usaha masyarakat dengan membimbing mereka memasuki industri sebab  potensinya sangat banyak. Rantai pariwisata seperti transportasi, akomodasi, makanan dan minuman, hingga atraksi memiliki  potensi usaha. Bagaimana masyarakat mengakses hal itu untuk pengembangan  usaha. Bagaimana pelaku usaha  mengakses permodalan? Tentunya melalui pelatihan dan bimbingan teknis.

Tahun 2009 Kementerian Pariwisata mengembangkan desa wisata dengan konsep community based tourism. Bagaimana masyarakat menggali potensi  di lingkungan mereka untuk dijadikan  atraksi yang bisa dijual dan  dikelola oleh masyarakat. Kementerian Pariwisata menetapkan standar untuk kenyamanan wisatawan, yakni satu rumah maksimal lima kamar yang disewakan. Lebih dari  itu wisatawan dan masyarakat  tidak dapat berinteraksi dengan baik. Setelah dilakukan evaluasi, mereka yang berhasil    adalah bottom up sebab masyarakat betul-betul mengelola. Pengembangan desa wisata  dari top down tidak akan berjalan.  Banyak sekali masyarakat yang mengembangkan desa wisata yang betul-betul dari masyarakat, dikelola masyarakat, dan masyarakat sebagai pemilik desa wisata tersebut.

Kementerian Pariwisata  bekerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UKM membentuk 1.440 kelompok sadar wisata di seluruh Indonesia yang diarahkan untuk membangun koperasi.  Para pedagang di destinasi wisata sudah mulai diarahkan untuk membentuk koperasi sehingga lebih mudah mengakses modal. Desa wisata yang dibina oleh Kementerian Pariwisata dari tahun 2009 sampai 2014 melalui dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat telah membentuk 1.400 desa wisata. Namun  setelah dievaluasi yang berkembang kurang dari 10 persen.

Integrasi 

Koperasi Pariwisata (Kopari)  Gemilang Borobudur cukup sukses mengelola destinasi pariwisata berbasis masyarakat. Kopari berdiri pada 12 Juni 1996. Kini dikelola oleh lima pengurus dan 110 karyawan. Kopari memiliki 1.335 anggota dengan 3000-an anggota merupakan pedagang.

Unit usaha Kopari diantaranya simpan pinjam, cetak foto untuk wisatawan, laundry untuk melayani hotel dan masyarakat sekitar, rumah makan, konveksi, hingga taman kupu-kupu. Kegiatan usaha Kopari antara lain fotografer sebanyak 76, guide (47), perajin (72), pedagang souvenir (571), dan penginapan (74). Tahun 2012 Kopari memperoleh bantuan tenda berjualan dari Kementerian Koperasi dan UKM untuk 70 pedagang. 

Melalui wadah koperasi, Kopari mendapat penguatan dari Kementerian Koperasi dan UKM serta Dinas Koperasi provinsi dan kabupaten untuk kelembagaan,  SDM, dan modal. Terkait pariwisata ada tiga hal yang dilaksanakan selama ini, yakni daya tarik, promosi, dan pelayanan (termasuk infrastruktur) yang tidak bisa dipisahkan.

Selain berkompetisi, peserta Mandiri Jogja Marathon dapat mengenal lebih dekat budaya dan alam Yogyakarta. (sumber foto: https://mandirimarathon.com/)
Selain berkompetisi, peserta Mandiri Jogja Marathon dapat mengenal lebih dekat budaya dan alam Yogyakarta. (sumber foto: https://mandirimarathon.com/)
Candi Borobudur dikunjungi 3,5 juta wisatawan dalam satu tahun yang terdiri dari 3,2 juta wisatawan domestik  dan 300 ribu wisatawan asing. Hampir semua wisatawan bertanya, apa yang kamu punya selain Borobudur, apa yang dapat saya lihat. Artinya mereka haus atraksi atau pertunjukan selain Borobudur. Itu bisa dikembangkan, salah satunya desa wisata. Maka guide dapat menjual paket wisata untuk orang asing sebab mereka masih punya waktu 1-2 jam setelah dari Candi Borobudur.

Melalui koperasi, para anggota menjadi lebih kuat misalnya membeli mesin cetak foto seharga Rp 800 juta. Kalau tidak berkoperasi,  tidak punya kemampuan untuk itu. Selain itu anggota diberi kesempatan mengikuti pelatihan termasuk dikirim ke Jepang selama dua minggu. Ada juga penguatan modal dari BUMN sebesar Rp 5 miliar yang disalurkan kepada anggota,  koperasi sebagai penjamin. Salah satu keuntungan berkoperasi adalah koperasi hadir sebagai penjamin untuk anggota-anggotanya.

Konsep Kopari adalah membuat anggota menjadi lebih mudah dan ringan dalam  mencari nafkah.  Contohnya Kopari  membantu permodalan. Ketika anggota mengajukan pinjaman lebih dari Rp 10 juta Kopari mencarikan ke bank. Sementara anggota tidak punya akses karena tidak memiliki  KTP. Di sini Kopari  mengambil peran, melindungi dan melayani. Kalau anggota butuh surat keterangan usaha dari kepala desa, Kopari akan membantu. Contoh lain dari perlindungan yang dilakukan Kopari adalah mengangkat  pengamen menjadi kelompok entertain. Intinya harus ada kemauan untuk ikhlas membantu mereka secara total.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun