Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Situs Plered, Jejak Kebesaran Mataram yang Ternoda Ambisi Kekuasaan

8 Mei 2025   10:19 Diperbarui: 18 Mei 2025   20:52 7239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mataram Islam meninggalkan jejak kebesarannya melalui situs-situs yang ditinggalkan. Jejak itu mengurai sejarah Mataram Islam dari masa awal, perkembangan, kebesaran, masa suram, sampai keruntuhannya. Salah satu jejak masa suram Mataram Islam adalah situs Pleret. Mengapa? Sebab bermula dari Plered, perlahan-lahan kekuasaan Mataram mengalami kemunduran. 

Plered merupakan kota kerajaan Mataram setelah Kota Gede dan Kerta. Dalam penelitian Balai Arkeologi Yogjakarta, benteng keraton Plered masih digunakan sebagai salah satu pertahanan pasukan Diponegoro (Ari Setyastuti,dkk: 26). Berdasar fakta ini, maka Plered menjadi bukti adanya estafeta pemerintahan dan kekuasaan Mataram Islam.

Situs Plered menjadi bukti adanya praktik kekuasaan raja yang tidak hanya otoriter dan sewenang-wenang, namun juga menjadi saksi bisu praktik kekuasaan yang "biadab dan ugal-ugalan". Betapa tidak, pada periode inilah terjadi pembunuhan secara sadis kepada elit kerajaan berikut pendukung bahkan keluarganya, yang dianggap mengancam kekuasaan raja.

Maka, dalam periode ini, Mataram Islam ternoda akibat kekuasaan buta sang raja. Oleh sebab itu, pada masa ini, Mataram Islam berada pada era kegelapan. Dan, pada periode ini (Plered), merupakan titik awal robohnya kekuasaan Mataram Islam.

Jejak Arkeologis Situs Plered

Situs Plered meninggalkan beberapa jejak arkeologis yang masih dapat diamati. Jejak yang ada sebagian besar berupa reruntuhan, yang masih utuh sepertinya hanya makam Ratu Malang yang berada di Gunung Kelir. Beberapa situs itu antara lain: pondasi keraton, pondasi benteng, beberapa sisa tanggul, pagar, dan toponim yaitu nama-nama daerah lama yang masih bisa dilacak. (Ari Setyastuti, dkk:116).

Reruntuhan keraton Plered.Sumber: https://www.krjogja.com
Reruntuhan keraton Plered.Sumber: https://www.krjogja.com
Berdasar amatan penulis di lokasi, juga terdapat reruntuhan Masjid Agung Kauman Pleret. Di dalam reruntuhan tersebut terlihat adanya bekas mihrab, umpak masjid yang terbuat dari batu andesit, tembok masjid yang tebal dengan bahan baku batu bata ukuran besar, serta adanya pagar.

Salah satu Umpak berbahan batu andesit yang masih berada di tempat penggalian.Dokpri
Salah satu Umpak berbahan batu andesit yang masih berada di tempat penggalian.Dokpri

Melalui papan informasi di Situs Plered, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan DIY menjelaskan bahwa Masjid Agung Plered (masyarakat menyebut Masjid Kauman Pleret), disebut juga Masjid Ngeksiganda.

Masjid ini merupakan masjid kerajaan, seperti masjid Agung Mataraman Kotagede. Masjid ini juga difungsikan sebagai tempat ibadah raja, bangsawan, maupun rakyat Mataram pada saat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun