Mohon tunggu...
Cindiah Syahnaz
Cindiah Syahnaz Mohon Tunggu... Politeknik Negeri Jember

College Lecturer di Politeknik Negeri Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sulap Limbah Jadi Rupiah, Ibu-Ibu PKK Sidoarjo Didampingi Polije Ciptakan Inovasi Abon Bandeng Bonggol Pisang

19 September 2025   15:07 Diperbarui: 17 September 2025   10:01 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama tim dosen dan mahasiswa dengan ibu-ibu PKK Kapasan setelah acara pelatihan inovasi abon bandeng bonggol pisang. (Sumber: Dok Pribadi) 

SIDOARJO – Ikan bandeng adalah ikon tak terpisahkan dari Sidoarjo, namun potensinya seringkali belum termanfaatkan  secara maksimal. Menjawab tantangan tersebut, tim dosen dan mahasiswa dari Politeknik Negeri Jember (Polije) PSDKU Sidoarjo menggagas sebuah program pengabdian masyarakat inovatif yang berkolaborasi dengan ibu-ibu PKK di RT 22 RW V Kapasan, Sidoarjo.

Melalui program bertajuk  "Peningkatan Keterampilan Ibu-Ibu PKK Melalui Pelatihan Diversifikasi Dan Pemasaran Digital Produk Olahan Bandeng Untuk Mendukung Inovasi TEFA Agribisnis PSDKU Sidoarjo" , Polije Sidoarjo tidak hanya melatih cara mengolah bandeng, tetapi juga memperkenalkan inovasi unik:  Abon Bandeng dengan campuran Bonggol Pisang. Program yang didanai dari sumber PNBP ini bertujuan untuk memberdayakan ekonomi keluarga sekaligus mendukung pengembangan Teaching Factory (TEFA) Agribisnis di kampus.

Solusi Cerdas Atasi Harga Bahan Baku dan Limbah

Inovasi penambahan bonggol pisang lahir dari identifikasi dua masalah utama: tingginya harga bahan baku ikan bandeng yang bisa mencapai Rp35.000-Rp45.000 per kg dan melimpahnya limbah bonggol pisang di Sidoarjo yang belum termanfaatkan.

"Bonggol pisang memiliki tekstur berserat yang mirip daging dan kaya akan serat pangan. Dengan menambahkannya ke dalam abon, kita bisa menekan biaya produksi hingga 20-25% tanpa mengurangi nilai gizi secara signifikan," jelas  Sekar Ayu Wulandari, S.TP., M.M., selaku Ketua Pelaksana program. Inovasi ini sejalan dengan konsep zero waste, mengubah limbah menjadi produk bernilai ekonomi.

Sesi uji rasa produk abon bandeng bonggol pisang oleh para peserta PKK. (Dok. Pribadi) 
Sesi uji rasa produk abon bandeng bonggol pisang oleh para peserta PKK. (Dok. Pribadi) 
Pelatihan Komprehensif: Dari Dapur Produksi Hingga Etalase Digital

Kegiatan yang dilaksanakan selama delapan bulan (Mei-Desember 2025) ini dirancang secara komprehensif di Laboratorium Kewirausahaan MID PSDKU Sidoarjo.

1. Sesi Produksi Inovatif: Pelatihan inti berfokus pada praktik langsung pembuatan abon bandeng bonggol pisang dengan komposisi 50:50 antara bandeng dan bonggol pisang, yang dihadiri oleh ibu-ibu PKK Kapasan pada 12 September 2025. Inovasi ini disambut antusias oleh para peserta. Salah satu ibu PKK mengungkapkan bahwa di lingkungan rumahnya banyak terdapat bonggol pisang yang selama ini hanya dibuang karena dianggap limbah pertanian yang tidak termanfaatkan.

2. Sesi Pemasaran Digital: Setelah produk jadi, tantangan berikutnya adalah pemasaran. Sesi ini dipandu oleh Taufiq Rahman Humaidi, S.TP., M.M., dan dilaksanakan pada 19 September 2025. Pelatihan mencakup pemanfaatan smartphone untuk mengambil foto produk yang menarik, membuat caption promosi, hingga menggunakan platform seperti WhatsApp Business, Instagram, Facebook, TikTok, Shopee, dan Tokopedia.

"Ternyata HP di genggaman kita bisa menjadi 'toko' yang buka 24 jam," ujar Taufiq Rahman Humaidi, menekankan potensi besar dari pemasaran online. 

Sinergi Akademisi, Mahasiswa, dan Masyarakat

Keberhasilan program ini ditopang oleh tim solid yang terdiri dari dosen Program Studi Manajemen Agroindustri Politeknik Negeri Jember dengan berbagai bidang keahlian, yaitu Sekar Ayu Wulandari, S.TP., M.M., Julia Agustina, S.P., M.P., Cindiah Syahnaz, S.Agr., M.P., Taufiq Rahman Humaidi, S.TP., M.M., dan drs. Asmunir, M.M. Mereka juga didukung penuh oleh delapan mahasiswa: Rievansyah Arya Gumilang Handriyanto, Wandilon, Helmy Ardiansyah, Jessica Balqis Zayyana, Dea Klara Octavia Sitorus, Firza Fahdiyanur Rofi'ida, Imaroh Nurul Izzah, dan Alif Salicha Ayu, yang membantu kelancaran teknis pelatihan.

Ketua Program Studi Manajemen Agroindustri PSDKU Sidoarjo, Ibu Septine Brillyantina, S.ST., M.Tr.P., menyatakan apresiasi penuh terhadap kegiatan ini. "Program ini adalah wujud nyata dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, di mana kampus hadir memberikan solusi konkret bagi permasalahan di masyarakat," tuturnya dalam salah satu sambutan.

Harapan untuk Kemandirian Ekonomi dan Keberlanjutan

Dampak jangka panjang yang diharapkan dari program ini sangat signifikan. Selain potensi peningkatan pendapatan keluarga yang diperkirakan bisa mencapai Rp1.500.000 hingga Rp3.000.000 per bulan, program ini bertujuan menciptakan kemandirian ekonomi bagi ibu-ibu PKK.

Dengan keterampilan baru dalam produksi inovatif dan pemasaran digital, diharapkan akan lahir kelompok-kelompok usaha baru yang berkelanjutan dan mampu menjadi agen perubahan ekonomi di lingkungannya. Program ini menjadi contoh sempurna bagaimana sinergi antara dunia pendidikan dan masyarakat dapat menciptakan inovasi yang berdampak positif bagi ekonomi dan lingkungan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun