Di atas rapuhnya singgasana keemasan
Busa empuk menelan jerit lirih
Nyaman sesaat, sebelum terperangkap sepi
Di sana, kebenaran seringkali tersisih
Terbungkam oleh retorika mimpi-mimpi
Beratnya tanggung jawab tak terlihat mata
Hanya siluet ambisi rakus membara
Setiap keputusan adalah paradoks nyata
Antara melayani atau justru memperdaya
Kursi baru, simbol harapan yang ringkih
Menanti sentuhan kebijakan yang bersih.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!