Dengan menggunakan motor, warga membawa Ridwan ke rumah sakit terdekat.
Priiiiit...
"Maaf, dilarang menggunakan motor berboncengan tiga orang.". Polisi mengentikan laju motor untuk membawa Ridwan.
"Memang Bapak tidak melihat kawan saya penuh darah begini?"
"Tetap saja anda saya tahan."
"Ah, asuuuuuuuu. Polisi wedaaaaaaan". Nino yang posisinya menyetir , emosi tak tertahan, dia besut motornya kemudian dia semprot Pak Polisi dengan suara dan asap dari knalpot tanpa filter.
Rumah Pak Sis ramai oleh warga, ada yang sekadar ingin ngobrol sama Pak Sis, juga ada yang ingin mengetahui kondisi Ridwan dan ada yang ikut menangis Bersama Bu Is.
Mereka masih saja menyimpan tanya perihal Pak Sis yang bisa sedemikian liar hingga hampir saja menghabisi nyawa Ridwan. Untunglah Pak Mono,ayah Ridwan sebagai tetangga sebelah rumah Pak Sis memaafkan Pak Sis, katanya anggap saja musibah.
"Pak Sis, Pak Mono mohon maaf mau jam berapa kita mulai shalatkan?"
Mereka bertatapan, lalu berpelukan.
"Jam tiga saja lepas ashar." Pak Mono segera menjawab.
"Apa semua sudah selesai Nin?.
"Weis Pak Sis. Pak RT yang langsung beri instruksi, jadi semua sudah selesai dengan cepat."