Ridwan ini tetangga terdekat Pak Sis, kesehariannya memang memperbaiki motor seisi kampung. Semua puas denga pekerjaan Ridwan, tarif yang tidak pernah dipasang membuat Bengkel Ridwan laku keras.
Lantas kenapa Ridwan bisa keliru memperbaiki motor Pak Sis. Kenapa Ridwan tidak cek ulang spedometer Pak Sis. Kenapa Ridwan bisa seceroboh itu, membiarkan jarum Spedometer diam di Full.
Atas kecerobohan itu pula, Pak Sis yang mengira tangki bensinnya masih penuh harus mengalami kehabisan bensin di tengah jalan sementara jarum penunjuk di speedometer ada di di posisi F alias Full.
Akibat mogok, Pak Sis terlambat masuk kantor, yang pada akhirya Pak Sis ajukan cuti mendadak karena sayang dengan nilai uang cuti yang hangus.
Dan kemudian, tepat jam lima sore Sekretaris Direktur mengirim email yang isinya pemecatan Pak Sis karena mangkir kerja.
"Ah, asuuuuuuu." Pak Sis membanting Ridwan. Beruntung kepalanya tidak menabrak bebatuan.
"Gusti, Bapaaaaaaaaaaak. Sudah Pak sudah!!!"
Ridwan terkapar, tak cukup sampai di situ, Pak Sis melemparkan onderdil motor ke arah Ridwan dan jirigen oli kemudian dia siramkan di atas tubuh Ridwan.
Seisi kampung berhamburan keluar. Mereka tak habis pikir dengan yang dilakukan oleh Pak Sis. Sebegitu marahkah Pak Sis hanya karena kecerobohan Ridwan lupa memperbaiki jarum pada speedometer motor Pak Sis.
Pak RT mengamankan Pak Sis. Khawatir semakin liar, Pak RT langsung membawa Pak Sis ke rumahnya.
Warga segera membawa Ridwan ke Puskesmas. Sialnya karena masih suasana lebaran, puskesmas masih belum buka.