Mohon tunggu...
Cika
Cika Mohon Tunggu... Tutor - ...

No me gusta estar triste . Pecinta "Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang" #WARKOP DKI . Suka menjadi pekerja tanpa melewati titik kodrat wanita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sepatu untuk Nayla

1 Juni 2020   23:49 Diperbarui: 1 Juni 2020   23:56 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image by pixabay.com

Ridwan ini tetangga terdekat Pak Sis, kesehariannya memang memperbaiki motor seisi kampung. Semua puas denga pekerjaan Ridwan, tarif yang tidak pernah dipasang membuat Bengkel Ridwan laku keras.


Lantas kenapa Ridwan bisa keliru memperbaiki motor Pak Sis. Kenapa Ridwan tidak cek ulang spedometer Pak Sis. Kenapa Ridwan bisa seceroboh itu, membiarkan jarum Spedometer diam di Full.

Atas kecerobohan itu pula, Pak Sis yang mengira tangki bensinnya masih penuh harus mengalami kehabisan bensin di tengah jalan sementara jarum penunjuk di speedometer ada di di posisi F alias Full.

Akibat mogok, Pak Sis terlambat masuk kantor, yang pada akhirya Pak Sis ajukan cuti mendadak karena sayang dengan nilai uang cuti yang hangus.

Dan kemudian, tepat jam lima sore Sekretaris Direktur mengirim email yang isinya pemecatan Pak Sis karena mangkir kerja.

"Ah, asuuuuuuu." Pak Sis membanting Ridwan. Beruntung kepalanya tidak menabrak bebatuan.

"Gusti, Bapaaaaaaaaaaak. Sudah Pak sudah!!!"

Ridwan terkapar, tak cukup sampai di situ, Pak Sis melemparkan onderdil motor ke arah Ridwan dan jirigen oli kemudian dia siramkan di atas tubuh Ridwan.

Seisi kampung berhamburan keluar. Mereka tak habis pikir dengan yang dilakukan oleh Pak Sis. Sebegitu marahkah Pak Sis hanya karena kecerobohan Ridwan lupa memperbaiki jarum pada speedometer motor Pak Sis.

Pak RT mengamankan Pak Sis. Khawatir semakin liar, Pak RT langsung membawa Pak Sis ke rumahnya.

Warga segera membawa Ridwan ke Puskesmas. Sialnya karena masih suasana lebaran, puskesmas masih belum buka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun