Mohon tunggu...
Chuang Bali
Chuang Bali Mohon Tunggu... Wiraswasta - Orang Biasa yang Bercita-cita Luar Biasa

Anggota klub JoJoBa (Jomblo-Jomblo Bahagia :D ) Pemilik toko daring serba ada Toko Ugahari di Tokopedia.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Buddhisme Itu Top Banget!

24 April 2022   06:00 Diperbarui: 24 April 2022   06:07 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Bagi Buddha, kepercayaan bahwa ada suatu makhluk adikodrati dengan sifat-sifat seperti itu adalah termasuk pandangan salah. Karena, jika memang makhluk adikodrati yang mahapencipta dan mahapengasih itu ada, lantas mengapa dia tidak menciptakan hal-hal yang baik-baik saja? 

Mengapa ada kejahatan, mengapa ada makhluk-makhluk yang harus memangsa makhluk lainnya untuk hidup, dan mengapa ada bayi-bayi yang terlahir dengan kondisi amat memilukan?

Di dunia yang dipenuhi oleh ajaran-ajaran tentang tuhan sebagai pemberi wahyu, tuhan sebagai kausa prima, tuhan yang maha ini dan itu dan ketaatan terhadapnya menjadi tolok ukur utama kesalehan, dengan penuh percaya diri Buddhisme berdiri sendirian sebagai ajaran yang berasal dari pengalaman langsung seorang manusia dan berfokus hanya kepada manusia.

Dan ternyata, perkembangan terbaru dalam dunia ilmu pengetahuan memberi sebuah petunjuk yang menguatkan penolakan Buddhisme terhadap kepercayaan tentang adanya satu makhluk adikodrati mahapencipta dan mahakuasa yang mengatur dunia ini. 

Dalam bukunya "The Grand Design", ilmuwan terkemuka Stephen Hawking menyatakan bahwa untuk menjelaskan proses terjadinya alam semesta tidak memerlukan campur tangan suatu tuhan apa pun. Dan tren yang terjadi adalah, semakin lama semakin terkuaklah kebenaran banyak sabda Buddha oleh para ilmuwan dunia, baik di bidang fisika, astronomi, maupun---dan terutama---di bidang psikologi yang telah lama mengakui keunggulan Buddhisme dalam menjelaskan tentang "jiwa" manusia. Tak salah jika Einstein dikatakan pernah menyebutkan bahwa "satu-satunya agama yang mampu memenuhi kebutuhan ilmu pengetahuan modern adalah Buddhisme".

Terakhir, Buddha adalah pendiri agama yang dengan terang dan jelas menyatakan bahwa setiap pengikut-Nya memiliki potensi yang sama untuk meraih kedudukan yang setara dengan-Nya. 

Menurut Buddha, dalam diri setiap makhluk terdapat benih kebuddhaan. Yang diperlukan adalah kemauan dan tekad yang kuat untuk melatih diri dalam jalan yang telah ditunjukkan Buddha agar benih itu bertumbuh dan pada akhirnya memberikan buah pencerahan sejati.

Sementara itu, dunia mengenal banyak ajaran dari banyak guru spiritual. Semua dari mereka umumnya digambarkan sebagai sosok yang terpilih oleh suatu makhluk adikodrati penguasa semesta, utusan yang mendapatkan wahyu dan otoritas untuk menyampaikan pesan-pesan dari makhluk adikodrati itu kepada para manusia. Karena itu, tak ada dari para pengikut mereka yang memiliki kesempatan istimewa untuk menjadi "yang terpilih" seperti halnya para utusan itu. Tetapi dalam Buddhisme, setiap Buddhis memiliki kesempatan yang sama besarnya untuk menjadi Buddha, sama seperti Buddha sendiri.

Itulah beberapa keunikan Buddhisme yang membuat saya amat bersyukur memiliki kesempatan untuk mengenal dan mempraktikkannya. Itulah juga kualitas-kualitas Buddhisme yang membuat saya bangga sebagai Buddhis, Meskipun bila dilihat dari segi kuantitas, pengikut Buddhisme di seluruh dunia bukan yang paling banyak dan Buddhisme bukanlah ajaran yang mendominasi dunia, bagi saya kenyataan bahwa Buddhisme itu lain dari yang lain tetap menjadikan saya bangga sebagai seorang Buddhis.

Tak bisa dipungkiri, Buddhisme memang top banget!  

(Catatan: Esai ini adalah pemenang kedua lomba menulis artikel dengan tema "Bangga Menjadi Umat Buddha" yang diadakan oleh portal berita Buddhis "Buddhazine" pada tahun 2015)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun