Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jiwa yang Bersedih

3 Oktober 2020   20:28 Diperbarui: 3 Oktober 2020   20:30 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dok. Pribadi Dheny Lahundape

Jubah malam menyentuh gulana
Terhampar kelam menenun nestapa
Berpijak pada kekosongan jiwa
Seribu tanya terlontar membungkam serapah
Dia yang bersembunyi dari seringai siang
Melukis rahasia dengan peluh berwarna-warni
Dari campuran tanah bekas makam pahlawan yang terlupakan
Gemuruh petir yang menyambar tak lagi membuatnya getir
Biduk yang membawa mimpinya telah karam
Menjadi noktah di ujung cahaya mentari senja
Negeri yang dulu tempatnya menyulam bangga
Kini teronggok perih digilas dendam dan benci yang berpanjangan
Kegetiran itu masih menari di pucuk bathin
Pada tikus malam yang mencicit parau
Ia menitip cerita tentang rumah yang pintunya selalu terbuka
Ia selalu rindu untuk mengetuk pintu itu
Pintu tempat kegundahan merebahkan diri
Lalu akan terbangun dalam dekapan cinta
"Pintu apakah itu wahai jiwa yang bersedih?" tanya si tikus
Itu pintu istana raja yang menggadaikan kemuliaannya
Demi sirnanya gundah di jubah rakyatnya
"Oh pintu itu telah menutup mati, semenjak pengawalnya bersenjatakan ambisi" kata si tikus

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun