Mohon tunggu...
Christine Gloriani
Christine Gloriani Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Pembaca yang belajar menulis

Pembaca yang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Eksperimen Cinta 7, Malaria Tropika

7 Januari 2019   05:02 Diperbarui: 7 Januari 2019   05:05 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
belajarpsikologi.com

"Uhuk, uhuk." Hera dan Rindu pura-pura batuk.

"Kamu sudah makan, Dek?" Mas Bagus masuk ke dalam ruang rawat inap.

"Ya ampun, Lok. Dokternya cakep banget. Dokternya perhatian banget sampai nanyain kamu udah makan belum. Manggilnya dek lagi, so sweet." Mata Hera berbinar-binar.

"Ya jelas lah dia nanya gitu. Dia kan kakaknya Elok. Malah tumben tuh merhatiin adiknya. Biasanya sibuk ngurusin pacar yang nggak jelas kelakuannya," sindir Rindu.

"Temanmu satu itu belum minum obat ya, Dek?" Pandangan Bagus hanya tertuju pada Rindu yang melotot.

"Hari ini belum makan orang jadi belum minum obat," jawab Rindu dengan sinis.

"Owh pantes. Suruh kontrol ke dokter jiwa dulu sana. Biar makin waras," sindir Bagus.

"Bilang sama mas mu yang sok kecakepan dan sok yes ini ya, Lok. Urus diri baik-baik, jangan cuma ngurusin pacarnya yang nggak bener-bener." Rindu berbicara menghadap Elok, memunggungi Bagus.

"Kamu cemburu, Ndu?" tanya Elang sambil terkekeh.

"Amit-amit jabang bayi." Rindu mengetuk-ketuk meja sebanyak tiga kali.

"Lang, nitip Elok sebentar sampai shiftku selesai." Bagus menyerahkan kartu tunggu pasien.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun