Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Paguyuban Tuna Rungu Katolik dari Katedral Jakarta di Pameranku

24 November 2017   11:38 Diperbarui: 24 November 2017   11:48 1216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi Paguyuban Tuna Rungu Katolik dari Katedral Jakarta, di pameranku ......

By Christie Damayanti

Disabilitas di mall dan melihat2 koleksiku pada Pameran Filateli Kreatif "Peace and Freedom"di Central Park Mall pada tanggal 23 sampai 29 Oktober 2017 lalu, SIAPA TAKUT?

Mungkin ini Cuma catatan "si Lebay". Karena ketika aku menggelar even dengan konsep "Disability Awareness Week ke-2", tanggal 24 Agustus 2017 di Central Park mall yang lalu, aku melaukan sedikit riset untuk banyak teman2 disabled yang aku kenal, juga yang aku belum mengenalnya.

Bahwa. Sebagian besar kaum disabilitas (khususnya di Indonesia), merasa sangat di 'singkirkan' dari kehidupannya. Bukan hanya oleh lingkungan sekitarnya saja, bahkan justru banyak dari antara mereka sudh disingkirkan oleh keluarganya sendiri, walau secara halus!

Ketika kami (aku dan beberapa teman yang memang peduli tentang disabilitas) bertanya beberapa pertanyaan, salah satu yang harus digarisbawahi adalah, kaum disabilitas itu bukan hanya tidak percaya diri saja, tetapi justru semakin malu dan takut untuk berjalan2 di mall dan bertemu dengan orang banyak.

Mereka mengatakan begini (kata2nya bervariasi, tetapi maksudnya sama),

"Mall itu adalah tempat oran2 kaya. Barang2mya bagus2 dan patinya mahal2. Karena kami cacat dan miskin, kami ga berani masuk kesana. Karena nanti kami disuruh bayar atau mungkin kami diusir. Dan seperti di lingkungan kami, pasti banyak orang2 yang tidak menyukai kami ....."

Aduh, sangat menyedihkan! Tetapi pada kenyataan nya memang hampir sama dengan yang aku alami sendiri ketika aku baru mulai keluar dari kepompongku setelah aku terserang stroke. Bahwa banyak dari 'mereka (pengunjung mall), memandangku dengan sinis bahkan mengjekku dengagn kata2 vulgar,

"Ada orang cacat. Jalannya jelek" (waktu aku tidak lagi atas kursi roda) .......

Sudahlah. Buat apa peduli dengan cibiran orang lain? Yang terutama adalah semanagat untuk berkarya, bukan?

***

Dihari terakhir, hari Minggu mungkin sebagian besar dari kita selalu membawa keluarganya atau mengajak teman dan sahabat untuk berjalan2, salah satunya ke mall untuk makan bersama. Mungkin inilah yang terjadi.

Hari minggu  tanggal 29 Oktober 2017 lalu, ada serombongan yang kulihat dan kuperhatikan memang agak 'aneh'. Mengapa?

Karena biasanya jika serombongan berjalan2 itu suaranya akan riuh rendah. Ketawa ketiwi dan bercanda tak henti2, apalagi jika mereka adalah anak2 muda. Tetapi tidak demikian dengan serombongan yang datang untuk melihat2 koleksiku tentang surat2 balasan dari tokoh dunia di pameranku ini.

Mereka saling 'berbisik' dengan 'berbicara' lewat bahasa isyarat. Sampai akhirnya aku famah, bahwa mereka dari komunitas disabilitas rungu .....

Adalah sebuah komunitas dari Gereja Cathedral Jakarta, disebebut "Paturka KAJ". Lebih kepada sebuah paguyuban yang di bina oleh  Katedral Jakarta. Partuka sendiri adalah singkatan dari Paguyuban Tuna Rungu Katolik.

Tidak banyak berita tentang Paturka KAJ ini. Aku hanya menemukan 2 berita sekilas saja, tanpa detail yang ingin aku ketahui.

Dokumentasi http://www.pictame.com
Dokumentasi http://www.pictame.com
Pertama, ketika itu adalah hari Minggu, yang mana menang sangat-sangat ramai, sehingga aku harus melayani puluhan orang yang datang kepadaku di mejaku, tanpa jeda, serta aku 'kehiliangan' waktu untuk mencari waktu bertemu secara detail kepada mereka.

Kedua, aku pun tidak punya keahlian untuk 'berbicara' dengan mereka, kecuali, berharap mekera mampu'membaca' mulutku untuk berbicara. Aku hanya bisa menunjuk mereka untuk menuliskan nama2 mereka di buku tamu yang aku belikan untuk mereka tulis.

Paturka KAJ datang dengan 9 orang, dimana mba Restu sebagai leader atau pimpinan mereka. Ada Alamwati, Prisilia, Eva Aryani, Yusuf Rinoarso, Evelyn, Andrew Pratama dan Herliana Pangestu. Mereka adalah teman2 baruku, dan mereka adalah ISTIMEWA!

***

Aku sendiri, sangat senang jika ada teman2 disabilitas yang mau datng ke mall, khususnya ke pameranku. Jika bulan Agustus 2917 lalu aku dan teman2ku mampu mengajak dan membawa teman2 disabilitas dari semua jenis disabilitas, dan mereka bersenang2 dan berbahagia di Central Park Mall untuk berjalan2, menyanyi dan bersenda gurau, aku ingin mengatakan bahwa mall itu adalah ruang public yang nyaman dan aman bagi semua jenis disabilitas!

Tentu mall tersebut adalah mall yang "ramah disabilitas", karena hampir semua mall TIDAK RAMAH DISABILITAS! Dan Central Park Mall adalah mall pertama yang ramah disabilitas!

Sungguh, aku tidak tahu, mengapa mereka datang ke pameranku. Apakah mereka datang karena melihat promosi2ku yang kusebar di semua media soial kepunyaanku? Atau ada teman yang menyerukan tentang pameranku sehingga mereka datang? Atau yang lain?

Ah, aku tidah peduli! Yang jelas, aku sangat senang, mereka datang, melihat2 koleksiku serta bercanda tawa dan berfoto bersama denganku .....

Teman2 disabilitas rungu, menurutku adalah unik! Mungkin tidak banyak orang yang tahu, jika bertemu dengan disabilitas ini. Karena pengenalan diri mereka sangat baik, sama dengan performance teman2 yang sehat. Mereka tidak terlihat bahwa mereka disabilitas rungu.

Mereka sudah terlatih untuk membaca bibir, dan justru mungkinmereka mamp8u 'berbicara' dengan baik tanpa bahasa isyarat, walau aksen mereka berbeda. Tetapi, apapun itu, mereka adalah teman2 yang sangat istimewa, sesuai yang Tuhan berikan dengan keistimewaannya masing2 sebagai Umat NYA.

Catatan :

Aku mempuyai seorang anak angkat yang mempunyai disabilitas rungu. Dia sekolah di SLB Dena Upakara di Wonosobo sejak TK sampai lulus SMA. Dan melanjutkan belajar di Salon Johny Andrean,untuk memulai usahanya di Jogjakarta. Dan dia sekarang sudah menikah dengan umur 26 tahun.

Jadi, aku tahu bagaimana kehidupan seseorang dengan disabilitas rungu. Bahkan anakku Michelle pun, dalam 4 tahun pertama hidupnya tidak mampu mendengar dengan 95 dB, dimana orang normal mempunyai pendengarakn antara 20 dB sampai 30 dB.

***

Tidak banyak yang bisa aku tuliskan tentang ini, karena semuanya adalah LUAR BIASA! Dengan koleksiku, dengan pameranku, dengan pengjung2nya ...... ya, Tuhan memang sangat LUAR BIASA!!!

Sebelumnya :

Pertemanan 'Out of the Box', dari Amerika, Perancis, India, Korea, China dan Singapore 

Remaja, Pemuda, Dewasa dan Lanjut Usia itu Memang Berbeda .....

Anak-Anak dalam Konsep 'Jadul'

Cerita tentang Pak Ali di Pameranku

Bapak Tua itu Menghilang Dalam Kegelapan Pagi .....

Pameran Filateli Bukan Hanya Sekedar Pameran Saja ......

Kisah Kehidupan di 'Negeri Dongeng' dalam Anganku

Kenanganku Terhadap Putri Diana Lewat Balasan Suratku

Kembang Untuknya, dengan Latar Belakang Prangko 'Princess of Wales'

Balasan Surat dari 2 Orang Presiden Amerika Serikat Untukku 

 

Memilih "Presiden Ronald Reagan", Daripada Makan Siang ... Hihihi ...

Detik-detik Pembukaan Pameran "Peace and Freedom"

Persiapan Pameranku, Dijaga oleh 'Malaikat' Tuhan

Ketika "Dunia" Menjadi Sahabatku .....

Pameran Terancam Batal, 'Malaikat Tuhan' Bertindak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun