Christian Timor. No 4
Hawa dingin menusuk, memberi tahu kalau tubuhku yang terbaring ini butuh selimut atau apalah untuk menghangatkan diri, namun ketika mataku perlahan terbuka, kulihat semua ruangan terasa asing bagiku. Putih menyelimuti semua sudut pandanganku. Ini apa-apaan , tanyaku dalam hati saat mataku tertuju pada sebuah selang yang menyatu dengan tangan kiriku. Dan perlahan kucoba gerakan tangan kanan dan kedua kakiku, tapi perih juga yang kurasakan.
Aku pun mulai mencoba mengenang sebab apa ini bisa terjadi padaku dan kenapa aku bisa sampai berada di ruangan ini. Dan belum sempat jawab kutemui, munculah sosok yang aku kenal , Mbok Minah. Ya, perempuan paruh baya itu muncul dengan senyum khas seorang ibu yang siap melepaskan kasih sayangnya pada kekasihnya.
“Kamu sudah sadar, nduk?” Tanya Mbok Minah lembut disertai ayunan kaki menuju arahku berbaring
“Kenapa saya bisa berada di sini?” Kejarku dengan tanya dan bukan jawaban atas pertanyaan Mbok Minah
“Kata tetangga, semalam kamu ditemukan para petugas ronda terbaring di daerah pekuburan dengan badan penuh darah lalu mereka semua memutuskan untuk membawamu kerumah sakit ini” jawab Mbok Minah sambil menarik kursi dan meletakan persis di samping wajah sukma lalu merebahkan tubuhnya yang gempal di atas kursi tersebut.
“Apa yang terjadi pada diriku, Mbok?” Tanya meluncur dari mulut Sukma dengan wajah sedih diiringi air mata yang menggunung di kedua pelupuk matanya.
“Sudahlah Nduk” jawab Mbok Minah, namun sebelum ia melanjutkan kata-katanya, wajah Mbok Minah menoleh kearah pintu ruangan karna dia merasa seperti dibuka oleh seseorang. Dan memang benar, ternyata yang membuka pintu itu adalah sosok dari Dokter Saldi yang telah lama ia kenal.
“Kau sudah siuman, Sukma?” Kata Dokter Saldi diiringi senyum khas para dokter.
“Dok, benar ya, apa yang di ceritakan Mbok Minah padaku tentang tubuhku yang penuh darah dan ditemukan para peronda di area pemakaman umum kampung ya?” Tanya Sukma dengan raut wajah yang langsung berubah.
“Nanti kalau kondisimu sudah mulai pulih baru kita bicarakan tentang apa yang kau tanyakan itu” kata Dokter Saldi bersama senyum manisnya