Mohon tunggu...
Chrisna Aliffiansya
Chrisna Aliffiansya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa STIAMAK Barunawati Surabaya

Bismillah.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Apakah Gen-Z Mampu Menjadi SDM Unggul?

30 Juli 2021   10:05 Diperbarui: 30 Juli 2021   10:20 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Generasi Z atau Paska Millenial adalah generasi yang tumbuh seiring berkembangnya waktu dan saat perkembangan teknologi lagi pada masa jaya-jayanya seperti kemudahan akses, transportasi, dan informasi. Generasi Z lahir diantara waktu 1995-2012. Kemungkinan yang sering kita anggap atau kita sebut "Dasar Anak Millenial", "Dasar Generasi Micin" berasal dari Generasi Z ini. Gen-Z memiliki ciri khas tersendiri yaitu Hiperkustomisasi yang berarti mampu memahami dirinya sendiri seperti tahu mana yang dibutuhkan dan perlu mereka dapatkan.

Namun, tidak bisa dipungkiri eksistensi generasi millenial saat ini mendominasi di dunia kerja. Bahkan Creative Enterpreneur dan Penulis Buku Yoris Sebastian mengatakan 50% orang yang produktif di dunia kerja adalah Generasi Millenial.

Generasi Z dianggap mampu menjadi SDM Unggul di masa sekarang ataupun masa yang akan datang. Karena jika Gen-Z memiliki soft skill yang mumpuni, hingga 20 tahun ke depan, Indonesia bisa menikmati bonus demografi berupa pertumbuhan ekonomi 7% per tahun, angka pengangguran dan kemiskinan rendah, serta kesejahteraan rakyat yang akan meningkat. Dengan begitu, Indonesia akan terbebas dari julukan Negara Berpendapatan Menengah (Middle Income Trap).

Gen-Z harus dibekali pendidikan karakter agar mereka memiliki lebih banyak wawasan tentang kebangsaan, cara berintegritas, cara beretika, dan mempunyai moralitas tinggi. Generasi seperti itulah yang mungkin akan mampu mengantarkan Indonesia menjadi negara maju, kuat, berkembang, dan berpengaruh.

Seperti yang kita ketahui bahwa karakteristik Gen-Z dibanding generasi sebelumnya adalah:

1. Media sosial merupakan gambaran tentang masa depan generasi ini. Gen-Z tidak pernah kenal dengan dunia dan menjadi terasingkan dari keberadaan orang lain. Media sosial membuat orang tidak bisa berbicara dengan siapapun, di manapun, dan kapanpun. Media sosial menjadi jembatan karena semua orang dapat terhubung dan berkomunikasi.
2. Keterhubungan Gen-Z dengan orang lain adalah hal yang terpenting.
3. Kesenjangan keterampilan mungkin akan terjadi. Ini yang menyebabkan rasa ingin menumbuhkan keterampilan dari generasi sebelumnya seperti komunikasi interpersonal, budaya kerja, keterampilan teknis dan berpikir kritis.
4. Kemudahan Gen Z meng-eksplore dan terkoneksi dengan banyak orang di berbagai tempat secara virtual melalui koneksi internet dan terhubung dengan banyak orang dari berbagai dunia menyebabkan Gen-Z mempunyai pola pikir global. Namun hal itu juga menyebabkan pengalaman mereka menjelajah secara geografis menjadi rendah atau kurang.
5. Keterbukaan gen-Z dalam menerima berbagai pandangan dan pola pikir, menyebabkan mereka mudah menerima keragaman dan perbedaan pandangan akan suatu hal. 

Ciri - Ciri Gen-Z yang dapat menjadi pertimbangan untuk calon SDM Unggul:

1. Gen-Z lebih mengarah kepada kepastian, keamanan dan keuangan.
2. Memiliki potensi sebagai klien asuransi.
3. Gen-Z sangat kompetitif dan kreatif.
4. Gen-Z cenderung tidak mengejar pendidikan tinggi melainkan langsung terjun ke dunia kerja.
5. Gen- Z lebih multitasking dalam segala hal.
6. Gen-Z memiliki jiwa wirausaha yang tinggi
7. Lebih mengutamakan komunikasi secara face to face. Hal ini dipengaruhi karena adanya perkembangan teknologi seperti Skype, Zoom, G-Meet dan aplikasi lainnya yang memungkinkan video call. Sehingga mereka akan lebih nyaman saat bertatap muka dengan orang lain.
8. Gen-Z lebih menyukai kegiatan yang berkelompok dan selalu terhubung dengan rekan seumurnya.

Hal-hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan saat ingin merekrut SDM dari Gen-Z adalah:

1. Gen-Z cenderung memiliki tingkat ekspetasi yang tinggi terhadap tempat mereka bekerja.
2. Tidak mau ditekan dalam hal pekerjaan.
3. Mudah terpengaruh atau terprovokasi negatif yang dilakukan oleh rekan kerja atau atasan.
4. Mudah tergiur dengan cerita suasana kerja yang menyenangkan.
5. Cenderung mempermasalahkan jarak waktu tempuh ke kantor.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun