Mohon tunggu...
muhamad nabil
muhamad nabil Mohon Tunggu... Mahasiswa - NIM 23107030001, Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta/prodi ilmu komunikasi

Nama : Muhammad Nabil NIM : 23107030001

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pudarnya Permainan Tradisional di Era Gen Z

16 Maret 2024   16:52 Diperbarui: 16 Maret 2024   17:59 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: merdeka.com

Permainan tradisional telah menjadi bagian penting dari warisan budaya suatu bangsa selama berabad-abad. Namun, dengan kemajuan teknologi dan perubahan gaya hidup, permainan tradisional semakin pudar di era Generasi Z. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi alasan mengapa permainan tradisional mulai pudar dan mengapa penting untuk mempertahankan warisan budaya ini di tengah perkembangan zaman.

1. Perubahan gaya hidup: Dengan kemajuan teknologi dan perubahan gaya hidup modern, anak-anak cenderung lebih tertarik pada permainan elektronik dan gadget daripada permainan tradisional. Permainan tradisional membutuhkan interaksi sosial dan aktivitas fisik yang lebih intens, yang mungkin kurang menarik bagi generasi muda yang lebih terbiasa dengan teknologi.

2. Kurangnya pemahaman dan promosi: Beberapa permainan tradisional mungkin tidak dikenal secara luas di kalangan masyarakat saat ini. Beberapa generasi muda juga mungkin tidak memahami nilai dan pentingnya permainan tradisional dalam budaya mereka. Kurangnya promosi dan pemahaman tentang keberadaan permainan tradisional dapat membuat generasi muda kurang tertarik untuk memainkannya.

3. Perubahan Nilai dan Prioritas: Nilai dan prioritas Generasi Z juga berubah seiring dengan perkembangan masyarakat. Mereka cenderung lebih fokus pada kesuksesan pribadi, karier, dan pencapaian individu.
Permainan tradisional dianggap sebagai hal yang kurang penting dan tidak memberikan manfaat langsung dalam mencapai tujuan mereka. Hal ini menyebabkan minat dan apresiasi terhadap permainan tradisional semakin menurun.

4. Globalisasi dan Pengaruh Budaya Asing: Dengan semakin terbukanya akses terhadap budaya asing melalui media dan internet, anak-anak lebih tertarik dengan permainan dan hiburan yang berasal dari luar budaya mereka sendiri. Hal ini dapat mengurangi minat mereka terhadap permainan tradisional yang merupakan bagian dari warisan budaya lokal.

5. Kurangnya waktu luang: Dalam kehidupan yang sibuk dan padat, anak-anak sering kali memiliki sedikit waktu luang untuk bermain. Aktivitas sekolah, tugas, dan kegiatan ekstrakurikuler dapat mengambil banyak waktu mereka, sehingga membuat permainan tradisional menjadi kurang diutamakan.

6. Kurangnya warisan budaya: Beberapa permainan tradisional mungkin tidak diajarkan secara aktif kepada generasi muda oleh orang tua atau lembaga pendidikan. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang nilai-nilai budaya yang terkandung dalam permainan tradisional dapat menyebabkan permainan ini terlupakan seiring berjalannya waktu.

 sumber gambar: merdeka.com
 sumber gambar: merdeka.com

Mengapa Penting untuk Mempertahankan Permainan Tradisional

1. Melestarikan Warisan Budaya: Permainan tradisional adalah bagian penting dari warisan budaya suatu bangsa. Mempertahankan permainan tradisional membantu menjaga dan melestarikan identitas budaya kita. Dengan memainkan permainan tradisional, kita dapat mengenal lebih dalam tentang nilai-nilai, tradisi, dan sejarah yang ada dalam budaya kita.

2. Meningkatkan Keterampilan Sosial: Permainan tradisional mempromosikan interaksi sosial, kerjasama, dan keterampilan komunikasi yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Melalui permainan tradisional, anak-anak dapat belajar menghormati aturan, mengembangkan empati, dan berinteraksi dengan orang lain secara langsung. Ini sangat penting dalam mengembangkan keterampilan sosial yang sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun