Mohon tunggu...
Christopher lesmana
Christopher lesmana Mohon Tunggu... Atlet - Blogger

Christopherlesmana97@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Bosporus Dreams (Bab V: Natal, 25 Desember 1965)

21 Oktober 2020   22:10 Diperbarui: 21 Oktober 2020   22:22 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Istanbul Sumber: travel.com

Ini adalah sesuatu yang sangat luar biasa dan saya cukup terkagum dengan bagaimana Turki yang sekarang didominasi oleh masyarakat beragama Muslim tetap melestarikan berbagai objek dan simbol agama dari kerajaan yang pernah menjadi musuh mereka dalam pertempuran besar demi memperebutkan negara ini.

Saya seolah tersadar bahwa di dunia ini tidak ada sesuatu yang lebih besar dibandingkan dengan cinta kasih dan toleransi, 2 hal yang mungkin hanya terucap di mulut dan retorika belaka tanpa pernah dilakukan oleh manusia pada umumnya.. 

Beberapa jam kemudian, kebaktian dimulai dengan dipimpin langsung oleh Pastor dengan berdoa mengucapkan Bahasa Turki yang cukup sangat sulit untuk kami pahami. Akan tetapi, itu tidak masalah bagi kami karena kami tetap bisa merasakan kekhusyukan dalam berdoa dan berliturgi untuk mengenang kelahiran Yesus Kristus.

Dalam suasana berdoa, saya membayangkan tentang berbagai kesalahan dan tabiat buruk yang pernah saya perbuat selama berada di kampung halaman saya, juga tentang penyesalan terbesar bagi saya mengapa saya tidak pernah sekalipun berniat untuk datang ke gereja demi merayakan hari suci ini.

Namun hari ini, segala penyesalan tersebut seolah ditebuskan oleh lantunan doa dan lagu-lagu rohani yang kami nyanyikan di gereja tua ini. Tak lupa juga, saya berdoa untuk keselamatan para prajurit negara kami yang sedang bertaruh nyawa di Vietnam meskipun saya tidak tahu sudah berapa banyak prajurit yang kehilangan nyawanya dan kembali ke negara asal dalam kotak peti mati.

Yang terpenting adalah kita berdoa supaya perdamaian segera terwujud sehingga tidak ada lagi yang kehilangan nyawa secara sia-sia. 

2 jam 30 menit sudah kami mengikuti misa natal ini. Kemudian kami pun bergegas keluar dari dalam gereja. Setelah berada di halaman luar, kami pun saling bersalaman dan mengucapkan selamat natal.

Tak lupa juga, kami bersalaman dengan beberapa umat gereja lainya yang merupakan orang lokal setempat. Setelah selesai bersalaman, Pastur yang memimpin misa kebaktian keluar dari dalam gereja dan menyalami kami sembari bertanya dalam bahasa Inggris: "Darimana kalian berasal ?".

Kemudian saya menjawab : "Dari New York, Amerika Serikat. Kami adalah mahasiswa yang menjadi bagian dari pertukaran pelajar di kota ini selama 6 bulan lamanya."

Mendengar jawaban saya, Pastur tersebut berkata : "Mungkin ini adalah suatu hal yang sangat baru bukan ? Merayakan natal di negara orang lain. Bagaimana dengan kalian ? Apakah kalian cukup kesulitan beradaptasi di kota ini ?" tanyanya sembari tersenyum. 

"Sama sekali tidak, Pastur.. Bahkan kami sudah sangat jatuh cinta dengan keindahan dan kecantikan kota ini serta keramahan penduduknya." Kata Jennifer sembari tertawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun