Sumpah pemuda adalah sebuah upaya untuk menyatukan berbagai unsur di wilayah yang kemudian diproklamirkan sebagai Indonesia. Kerelaan untuk bersatu dari kalangan yang berbeda-beda itu yang menjadi ruh dari Sumpah Pemuda. Persatuan adalah inti dari Sumpah Pemuda.
Bayangkan, bila pada 27 Oktober 1928, Jong Islamieten menolak datang ke Kongres Pemuda lantaran lokasi sidangnya di Katedral yang merupakan tempat ibadah umat Katolik. Kesepakatan untuk bertumpah darah satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu tak akan terjadi. Sumpah Pemuda yang menjadi tonggak bersatunya kaum muda Indonesia tak mungkin terdeklarasi sehari berikutnya, 28 Oktober 1928.
Sumpah Pemuda, adalah tonggak penting perjuangan bangsa yang diinisiasi oleh anak-anak muda. Kejadian tersebut terjadi 17 tahun sebelum Indonesia memproklamirkan kemerdekaan. Anak muda, selalu menjadi aktor penting perubahan di Indonesia.
Munculnya Sumpah Pemuda tidak lepas dari perasaan senasib, sebagai kaum terjajah. Perasaan tersebut akhirnya mendekatkan emosi berbagai kalangan yang berbeda suku, bangsa, dan bahasa untuk sama-sama membebaskan diri dari kolonialisme.
Tujuan yang sama, yaitu untuk mewujudkan negara bangsa yang berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan bangsa-bangsa lain di dunia, membawa generasi muda bertemu dan akhirnya mengikarkan persatuan.
Persatuan adalah tujuan utama dari Sumpah Pemuda. Sebagaimana sering disampaikan oleh Mas Anies Baswedan, dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika, kata terpenting dalam semboyan tersebut adalah persatuan. Bagaimana kita menyatukan hal-hal yang berbeda.
Kebhinnekaan atau keragaman adalah anugerah Tuhan yang sudah terberi. Kita semua lahir tanpa bisa memilih dari suku mana, dari ras mana. Kita hanya menerima hal tersebut. Sementara persatuan, adalah sesuatu yang bisa dan perlu kita upayakan.
Upaya itulah yang sudah dirintis oleh para pemuda hingga memunculkan Ikrar Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Mengupayakan persatuan, adalah hal yang harus terus kita jaga dan kita perjuangkan demi Indonesia yang lebih baik.
