Mohon tunggu...
M Chozin Amirullah
M Chozin Amirullah Mohon Tunggu... Relawan - Blogger partikelir

Antusias pada perubahan sosial, aktif dalam gerakan mewujudkannya. Menghargai budaya sebagai bunga terindah peradaban. Memandang politik bukan sebagai tujuan namun jalan mewujudkan keadilan sosial. Tak rutin menulis namun menjadikannya sebagai olah spiritual dan katarsis. Selalu terpesona dengan keindahan yang berasal dari dalam. Ketua Gerakan Turuntangan, Mengajak anak muda jangan hanya urun angan tetapi lebih bauk turun tangan. Kenal lebih lanjut di instagram: chozin.id | facebook: fb.com/chozin.id | twitter: chozin_id | Web: www.chozin.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

The Weakest Link dan Kekuatannya

3 Juli 2022   20:23 Diperbarui: 4 Juli 2022   15:21 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perkumpulan Penulis dan Motivator Nasional (PPMN)-Dokpri

Menjadi pembina Perkumpulan Penulis dan Motivator Nasional (PPMN) adalah sebuah kehormatan tersendiri. Bagaimana tidak, di sini berkumpul orang-orang kreatif dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Mereka bukan orang-orang karbitan yang mendadak meroket karena kekuatan polesan. Mereka adalah para kreator sejati yang dengan berbagai profesinya mencoba menuliskan dan menyebarkan tulisan-tulisan tersebut agar menjadi inspirasi bagi orang lain.

Jumat kemarin (1/7/2022) saat memberikan sambutan singkat saya sampaikan bahwa ada potensi kekuatan yang luar biasa dalam penyebaran gagasan, yaitu "the weakest link" (jejaring yang masih lemah). Intinya, pertemuan-pertemuan dari orang-orang yang sebelumnya tidak saling mengenal sebelumnya dan berlatar belakang berbeda bisa menjadi sarana menyebar ide yang efektif. Caranya, kita bisa mengemas ide tersebut secara menarik untuk mampu "menyetrum" hati dan membuatnya bergerak untuk meniru.

Ilustrasi kekuatan the weakest link ini, misalnya: pernahkan suatu saat Anda naik pesawat atau kereta atau bus umum, lalu ngobrol dengan orang yang duduk bersebelahan yang sebelumnya tidak kenal sama sekali. Awal ngobrol mungkin masih canggung, tetapi setelah sekian lama ngobrol ternyata asyik dan ide-idenya menarik. Dengan orang di sebelah kita itu, otak kita seperti kesetrum energi luar biasa yang menjadikan kita ingin menirunya atau mengerjakan apa yang dia sarankan.

Berpisah dari orang tesebut tak membuat kita lupa begitu saja. Kita masih terngiang dengan gagasan dan sarannya sehingga kita bergerak untuk menjalankannkan Awanya memang amsih meniru saha (imitasi), tetapu lama kelamaan berkembang menjadi inovasi. 

Kita berinovasi mengembangkan gagasan yang awalnya berasal dari pertemuan dan pembicaraan informal dan tak sengaja, dan akhirnya berkembang menjadi seuatu yang besar atau menyebar.


Lawan kata dari the weakest link adalah the tight link, yaitu jejaring yang jenuh. Jejaring yang terbangun karena sudah saling kenal dekat dan bahkan miliki ikatan emosional yang kuat. Misalnya, jejaring alumnus sebuah almamater Pendidikan, jejaring organisasi yang sudah established, jejaring keluarga, dan sebagainya.

Jejaring ini tentu memiliki kelebihan, yaitu bounding yang sangat kuat sehingga terasa nyaman jika berada di dalamnya. Saking nyamannya, jika dilakukan pertemuan maka topik utama pembicaraanya adalah reuni, mengenang masa lalu yang biasanya penuh canda-tawa. 

Tetapi, jejaring ini memiliki kelemahan, yaitu kecenderungan untuk tidak mendapatkan atau menyebarkan gagasan baru. Kenapa? Karena sudah tahu jalan fikiran masing-masing, sudah tahu kapasitas masing-masing, dan sudah tahu apa yang akan dibicarakan masing-masing.

Demikianlan sekilah mengenai jejaring dan fungsinya. Nah, tinggal Anda yang menentukan, apakah akan mengoptimalkan the weakest link untuk menyebarkan gagasan-gagasan ataukah akan berkutat dengan the tight link untuk tetap selalu merasa dalam zona nyaman? []

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun