Jika Ingin Bertambah (+), Harus Berani Berkurang (-)
Jika Ingin Berkali Lipat (×), Harus Berani Berbagi (:)
Demikian cuplikan sambutan dari H. Abdul Majid Umar, Ketua Pengurus Koperasi UGT Nusantara Sidogiri, pada Rapat Anggota FKS Â ( Forum Koperasi Syariah) Jawa Timur (26-27/02/2025) di Hotel Kusuma Agro, Batu, Malang.Â
Pernahkah kita berpikir bahwa konsep matematika bisa menjelaskan nilai-nilai kedermawanan? Mungkin terdengar aneh, karena matematika sering dianggap sebagai ilmu pasti yang kaku.
Sedangkan kedermawanan adalah tindakan sosial yang berkaitan dengan perasaan dan empati. Namun, jika kita perhatikan lebih dalam, ada pola menarik yang menghubungkan keduanya.
Mari kita mulai dengan konsep sederhana: jika ingin bertambah (+), kita harus berani berkurang (-). Secara logis, ini terdengar berlawanan dengan prinsip ekonomi klasik yang mengajarkan bahwa untuk memiliki lebih banyak, kita harus mengumpulkan dan menyimpan sebanyak mungkin.Â
Tetapi nyatanya, banyak penelitian membuktikan bahwa orang-orang yang murah hati justru cenderung lebih sejahtera, baik secara finansial maupun emosional.
Sebuah studi dari Harvard Business School tahun 2010 menemukan bahwa orang yang menyumbangkan uangnya untuk orang lain melaporkan tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang hanya membelanjakan uang untuk dirinya sendiri.Â
Ini menunjukkan bahwa ketika kita memberi, kita memang "berkurang" secara materi, tetapi kita "bertambah" dalam kebahagiaan, rasa makna hidup, dan bahkan dalam rezeki yang sering datang dari arah yang tidak terduga.
Matematika Kedermawanan: Paradoks Bertambah dengan Berkurang
Dalam matematika, jika kita memiliki angka 10 lalu kita kurangi 2, hasilnya jelas menjadi 8. Namun dalam kehidupan, konsep ini bisa berfungsi secara paradoksal.Â