Mohon tunggu...
Chika Aprilia
Chika Aprilia Mohon Tunggu... -

Love the life you live. And live the life you love. Mahasiswi pecinta bola #COYG #GER

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Cinta Kau (Tidak) Juga Agamamu...

2 Juli 2014   20:47 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:48 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Rasa sayang itu tetap sama, sampai ada seseorang anak dari kelas X AP 1. Yang saat itu menjadi bendahara di Extrakulikuler Rohis (Rohani Islam) mulai menghiburku. Tiap kali kita bertemu dalam rapat-rapat agama islam disekolah kami bercanda, saking seringnya kita bercanda hingga gue punya sebuah nama panggilan khusus buat dia yaitu tomaat, ntah hanya karena seringnya kita bercanda hingga kata-kata itu selalu muncul atau karena dia mulai spesial dihati gue. Karena pembawaannya yang humoris dan perhatiannya yang ekstra membuat perlahan hati gue melupakan kak Kevin, pacar pertama disekolah ini yang membuat gue sadar bahwa persamaan didalam agama dan suku belum tentu bisa menjadi pondasi dalam menjalankan suatu hubungan.

Tanpa gue sadari, rasa sayang dan nyaman saat berada disampingnya membuat gue nyaman.

Jadian! Ya, ironi memang, saat seorang anggota Rohani Islam berpacaran dengan seorang anggota Rohkris atau Rohani Kristen. Dan semenjak detik itu kita menjadi bincangan satu sekolah, teman-teman dia yang kebanyakan beragama muslim risih, begitu juga teman-teman gue. Namun cinta yang membuat kita bersatu ditengah perbedaan yang berat. Agama pun tak terasa mengganggu, kami tetap bersama bahkan sampai kami naik ke kelas dua sekolah menengah atas. Di kelas dua pun kami makin mendapatkan cobaan bagi hubungan kami yang berbeda keyakinan ini. Temannya yang semua baik-baik saja dengan hubungan kami mulai menunjukkan ketidaksukaannya pada gue. mereka yang beragama muslim sangat tidak rela jika seimannya berpacaran dengan agama gue, kristen.

Namun sekali lagi cinta, cinta lah yang membuat kita bisa bertahan dalam berbagai keadaan pahit ini, cinta pula yang menggerakkan hati seorang manusia, menggerakkan hatinya untuk mengucapkan selamat natal kepada keluarga kami saat hari natal tiba dan cinta pula lah yang membuat gue mampu menemani, menyemangati dia dalam menjalankan Puasa Ramadhan, mengunjungi rumahnya sekedar untuk bersilahturahmi dan bahkan hanya untuk sekedar menemani buka puasa bersama.

Kita seakan bisa melewati jurang pemisah tersebut sampai kita naik ke kelas tiga SMA. Setahun lebih sejak di kelas satu semester akhir kita lewati berdua, suka duka dan pengorbanan satu sama lain membuat kita sangat dekat dan saling memiliki. Tak ada lagi yang disembunyikan. Segalanya terbuka, bahkan sampai masalah sekecil apapun.

Tibanya di semester 2 berarti dua tahun sudah kita sama-sama jalani cinta beda agama ini. Kita sudah yakin dan sama-sama ingin bersatu. Namun dapatkah kita bersatu atas nama Tuhan suatu saat nanti?

Jawabannya adalah Tidak! Sampai kapanpun Islam takkan pernah bersatu dengan Kristen. Itu sudah jelas, Layaknya Palestina dan Israel. Begitulah gambaran umat Islam dan Kristen di dunia.

Sampai kapanpu takkan bisa bersatu, takkan bisa....

Tomat hanyalah kenangan, kenangan bersamanya selama 2 tahun takkan hilang dari otak ini sampai Tuhan mengambilnya kembali. Suka duka yang telah kita alami, hujan yang dia terpa hanya dengan selembar rompi tipis karena seusai bertanding demi menjemput gue yang terjebak banjir tengah malam dirumah salah satu teman gue, Uang jajan nya yang rela dia tabung dan simpan cuma buat beliin gue boneka ungu, Uang jajan yang rela dia kasih ke gue cuma buat service handphone yang gue banting cuma karena gue kesel, Surprice-surprice kecil yang coba dia berikan saat hari ulang tahun gue, ataupun annive kita, Uang hasil arisan yang digunakan untuk keperluan pribadi gue dan yang ga terlupakan sampai saat ini adalah saat dia memberikan gue surat cinta menggunakan huruf steno(huruf rahasia yang digunakan sekeretaris) tidak akan pernah hilang dari ingatan gue. Gimana ekspresi lucu dan khawatirnya untuk membuat gue tertawa saat ngambek akan selalu disini, dihati dan diotakku.


Mengapa kita berbeda?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun