Mohon tunggu...
Sherenina Saharani
Sherenina Saharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - 23107030097 ilmu komunikasi UIN Sunan Kalijaga

she likes doing new things, has lots of dreams, strong ambitions, and is someone who is always willing to learn.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Definisi Indahnya Toleransi: Untukmu Agamamu, Takjilmu juga Takjilku

23 Maret 2024   22:22 Diperbarui: 23 Maret 2024   22:26 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
wedangkopiprambanan.com

Toleransi adalah sebuah pilar penting dalam kehidupan beragama yang damai dan harmonis, disamping itu toleransi sangat dibutuhkan sebuah negara yang warganya beragam seperti Indonesia. Ketika kita mampu menghormati perbedaan keyakinan dan praktik keagamaan orang lain maka kita berhasil menciptakan ruang bagi keberagaman yang kaya dan memperkuat ikatan sosial, dalam suasana Ramadan yang penuh berkah ini, spirit toleransi semakin menggema, dan pesan kebersamaan semakin kuat.

Indonesia merupakan negara yang sangat rukun dan menjunjung tinggi toleransi, di mana umat beragama saling menghormati dan membantu satu sama lain. Salah satu contoh dari keharmonisan antarumat beragama terdapat fenomena war takjil, dimana umat non-Muslim berburu atau belanja takjil bersama umat Islam yang hendak berbuka puasa. War takjil ini menjadi isu yang disorot di bulan puasa Ramadhan 2024, tetapi juga merupakan contoh keharmonisan dan toleransi antarumat beragama.

Berburu takjil, dan Ngabuburit sudah menjadi sebuah tradisi yang ada di bulan Ramadhan, takjil tidak hanya sekadar makanan atau minuman untuk membatalkan puasa, tetapi juga simbol kebersamaan dan kebaikan, dari sini keindahan toleransi tercermin dengan jelas, dengan adanya fenomena war takjil yang menjadi sorotan bulan ramadan tahun ini, dalam praktiknya berburu takjil atau ngabuburit tidak mengenal perbedaan agama atau latar belakang. Takjil tidak mengenal siapa yang memasaknya atau siapa yang menikmatinya. Takjil adalah tentang bagaimana kita bisa berbagi kebaikan, kasih sayang, dan semangat kebersamaan.

Selain itu, toleransi juga tercermin dalam sikap menghargai waktu ibadah umat Islam, meskipun tidak semua orang berpuasa, mereka yang tidak berpuasa tetap menghormati praktik berpuasa umat Islam dengan tidak makan atau minum di depan umat Islam yang sedang berpuasa. Sikap saling menghormati ini adalah contoh konkret dari nilai-nilai toleransi yang dijunjung tinggi dalam masyarakat yang beragam, terutama dinegara kita Indonesia.

Namun, toleransi tidak hanya tentang menghormati praktik-praktik keagamaan orang lain selama Ramadan. Toleransi juga tentang mendengarkan, memahami, dan menghargai perbedaan-perbedaan keyakinan dan pandangan yang ada, serta menjadi momentum untuk mempererat tali silaturahmi serta kerukunan bersama.

Ada sebuah cerita dari masa lampau mengenai hal yang terjadi dibulan ramadan 2015, pemuda Gereja Katolik Santo Paulus Miki di Salatiga selalu berbagi takjil kepada umat Islam yang berpuasa, kegiatan ini dilakukan di depan gereja dan selama 26 hari di bulan Ramadhan menjelang azan maghrib. Hal ini merupakan bentuk sumbangan dari umat Katolik dan patungan dari Orang Muda Katolik (OMK).

Indonesia juga merupakan contoh keharmonisan antarumat beragama di mana war takjil dari umat non-Muslim tidak menjadi masalah. Sebagai contoh di Yogyakarta, khususnya di Jogokariyan terdapat sebuah kampung Ramadhan yang menghadirkan penjual takjil yang sangat beragam, bahkan turis dan umat non-muslim banyak sekali yang ikut meramaikan pasar Ramadhan tersebut dengan berburu dan war takjil, tentunya hal ini adalah bagian dari kehidupan yang rukun antarumat beragama.

Di era globalisasi ini, di mana informasi dapat tersebar dengan cepat penting bagi kita untuk memelihara dan memperkuat nilai-nilai toleransi. Ramadan memberikan peluang yang sempurna untuk mempraktikkan toleransi dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya di antara umat Islam, tetapi juga di antara semua orang. Mari kita jadikan Ramadan sebagai momentum untuk memperkuat ikatan-ikatan persaudaraan, merayakan dan menyambut Ramadan serta memupuk semangat kebersamaan. Sebab pada akhirnya, dalam keberagaman itulah kita dapat menemukan kekuatan, kedamaian, dan keindahan hidup bersama.

Dalam hal ini, fenomena war takjil menjadi isu yang disorot di bulan puasa Ramadhan 2024, tetapi juga merupakan contoh keharmonisan dan toleransi antarumat beragama. Banyaknya konten ditiktok yang memperlihatkan keseruan war takjil, hingga turis manca negara yang ikut meramaikan dan penasaran dengan rasanya ngabuburit dan war takjil, terbukti dengan postingan tiktok akun @bymoon.png yang memposting tentang turis manca negara yang ikut war takjil di Kampung Ramadhan Jogokariyan (KRJ).

Oleh karena itu tahun 2024 ini kita bisa manafsirkan bahwasannya Ramadhan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus selama siang hari. Lebih dari itu, Ramadan adalah waktu di mana umat Islam memperdalam hubungan spiritual dengan Allah, memperkuat hubungan dengan sesama, dan menunjukkan kebaikan kepada orang lain. Namun, esensi Ramadan tidak hanya berhenti pada praktik keagamaan umat Islam saja. Ramadan juga merupakan momen bagi semua orang untuk bersatu dalam semangat toleransi dan saling menghormati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun