Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Lainnya - Pendamping Belajar

Seorang pekerja migran yang beralih profesi menjadi pendamping belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[KCV] Tiga Hari Bersama Jin

14 Februari 2012   14:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:39 2001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Kemudian ditanyalah sang saudara gaib Pak Karyo. karena sejatinya setiap manusia memiliki saudara gaib. menurut hasil investigasi beberapa pertanyaan yang mengganjal didiriku dan mungkin orang lain;


1. Kenapa tuyul tidak mencuri di bank?


Karena setiap bank ada penjaga gaibnya, entahlah yang dimaksud penjaga gaib ini bagaimana, saya hanya memerlukan alasan kenapa tidak sampai detail, karena saya takut mengetahui rahasia gaib lebih dalam akan berhimbas sesuatu hal buruk akan menimpa saya.


2. Kenapa tidak mencuri emas ditoko emas?


Karena setiap toko emas, selalu ditanam jimat tolak bala, dengan ditanamnya jimat itu seseorang yang berniat jahat bisa saja mengalami kesialan.


3. Bagaimana dengan ATM?


Kalau ATM-nya juga sama akan tetapi seseorang yang keluar dari ATM ini sasaran empuk, dan sasaran empuk lain adalah di mall karena tuyul umumnya hanya mengambil selembar dari setiap lipatan satu juta.


Hubungan aku dengan saudara gaibku seperti serial Jin dan Jun atau Jiny oh Jiny aku hanya bisa melihat saudaraku namun tidak bisa melihat bangsa jin yang lain.


Hari kedua.


Hari pertama kulalui dengan tidur seharian karena kelelahan tidak tidur sebelumnya, tepat jarum jam menunjuk angka 10 aku berada dirumah Joko, seorang kawan karibku, kali ini aku di ajak acara lamaran Joko dengan Santi pacarnya.


Begitu meriah sambutan dirumah Santi, Joko kulihat gemetar di atas kepalanya keluar huruf warna kuning bertuliskan; ”Aduh nanti apa ya yang aku lakukan disana, nervous banget nih." Aku hanya tersenyum kecil melihatnya, aku berinisiatif saudaraku menyatu denganku sehingga kemampuan membaca pikiran langsung tersalur di otakku tanpa mediasi bertanya, persis seperti di film Death Note bedanya tulisan ini bukan nama lengkap akan tetapi berupa kalimat-kalimat yang terpendam di pikirannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun