Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Lainnya - Pendamping Belajar

Seorang pekerja migran yang beralih profesi menjadi pendamping belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[KCV] Tiga Hari Bersama Jin

14 Februari 2012   14:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:39 2001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

lawan ojo sukan-sukan,

anganggowa sawatawis,

ala watake wong suka,

nyuda prayitnaning batin.


Kuperhatikan jam tangan hitam yang melingkar ditangan kiriku, kulihat jarum jam kecil menunjuk angka 2 seperti dikejar jarum jam panjang di angka 1. Kulihat keatas langit begitu cerah walau sedikit awan bertebaran tidak menghalangi sorotan matahari yang mengenai kulitku wajahku.


Akhirnya sampai juga setelah menempuh perjalanan 2 jam dari kota Kediri ke sebuah desa bernama Klampok, sebuah desa di ujung utara yang berbatasan dengan Kabupaten Jombang. Kuhentikan macan hitam tungganganku setelah aku yakin menemukan rumah yang ku tuju, rumah yang terlihat kuno dengan ukiran jaman Kerajaan Kediri, rumah yang begitu besar namun seakan sunyi dan seperti hawa mistis terpancar mengenai kulit disetip inci tubuh merinding rasanya.



Kini aku sudah berada di dalam rumah dan bertatapan dengan orang tua dengan rambut penuh uban, kulit keriput berbadan gemuk tingginya 170 cm akan tetapi badannya sudah sedikit membungkuk. Beliau adalah Mbah Ramen guru spiritual keluarga kami.


“Saya mendengar cerita dari Ayah katanya Mbah punya saudara kembar gaib, yang bisa melihat isi hati dan pikiran seseorang. Saya jadi tertarik Mbah, Saya juga ingin memiliki saudara gaib.”

Sebenarnya segala hal yang gaib menurut ajaran agama yang kuanut adalah terlarang, entahlah kenapa aku begitu menginginkan ilmu itu, ilmu yang terlarang, jika memiliki ilmu itu berbagai gambaran khayalan timbul di benak pikiranku, mulai dari mengetahui masa depan, mengetahui siapa lawan-siapa kawan dan berbagai hal gaib lainnya. Mungkin lebih karena ego lebih tinggi mengalahkan aturan yang benar-benar berlaku.

"Tiga hari lagi saya ingin mengajak nikah pacar saya mbah, saya hanya ingin mengetahui kesungguhannya pada saya."


“Oh, Aku iso nrawang, sebutno jeneng lengkape karo tanggal lahire.” Kata si Mbah yang menginginkan aku menyebutkan nama lengkap dan hari lahirnya (pasarannya), beberapa paranormal bisa mngetahui gambaran seseorang dari foto + nama, hari larir + nama, dll. Biasanya dukun santet memerlukan hari lahir seseorang untuk melancarkan aksinya, karena di hari lahir seseorang diperoleh hari dimana orang tersebut dititik terlemah pertahanan gaibnya, beberapa orang mengatakan di tuntut puasa pada hari lahirnya ada yang menyatakan 1 hari ada yang menyatakan 3 hari, dan pada malam hari kelahirannya diharuskan melekan (begadang) karena santet tidak bisa mengenai seseorang jika dia dalam kondisi mata terbuka atau sadar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun