Mohon tunggu...
Chasandra Aldina G
Chasandra Aldina G Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar Sekolah

Kepribadian saya menyenangkan, saya juga hobi berenang, bernyanyi dan juga menulis.

Selanjutnya

Tutup

Film

Tidak Semua Film Horor, Menakutkan

16 Februari 2024   08:29 Diperbarui: 16 Februari 2024   08:48 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fid.wikipedia.org%2Fwiki%2FThe_Nun_II&psig=AOvVaw3QPwtYVUMwZOv5gMW8WMDl&ust=1708134298282000&source=i

Judul : Tidak semua film horror, menakutkan

  1. Pengarang : James Wan, Gary Dauberman

  2. Jenis Karya : Film

  3. Tahun : 2023

  4. Penerbit / Produksi : Warner Bros. Home Entertainment.

Film "The Nun 2" mengambil latar Prancis pada tahun 1956. Kisah "The Nun 2" diawali dari pembunuhan seorang pendeta yang kemudian menyebarkan teror. Suster Irene yang diperankan Taissa Farmiga kembali berhadapan dengan kekuatan jahat yang sangat besar, Valak, sang biarawati iblis. Kali ini, Suster Irene kembali menghadapi kejahatan yang lebih mengerikan. Dia bersama Suster Debra dalam sebuah misi membawa mereka ke sejumlah tempat. Misi mereka adalah melacak dan menghentikan Valak. Perjalanan mereka membawanya ke sebuah biara tua yang telah diubah menjadi sekolah perempuan. Namun, mereka dengan cepat menyadari bahwa ada yang tidak beres dalam sekolah itu. Ternyata iblis tersebut masih ada dan bersembunyi pada tubuh Maurice yang merupakan teman dari Suster Irene. Dia bekerja sebagai karyawan di sekolah tersebut.

Film "THE NUN 2" yang tayang pada tahun 2023 ini tentu mendapatkan rasa antusias dari para penonton yang sangat menunggu kelanjutan dari film the nun 1. Sangat disayangkan, ada beberapa hal yang perlu dikembangkan lagi dalam  pengembangan alur film agar para pencinta film horror ini dapat mengerti dan paham akan alur ceritanya. (1) memiliki plot yang kurang konsisten (2) tidak ada titik klimaks. Terdapat beberapa bagian yang seperti kehilangan detail. 

Film "The Nun 2" menurut beberapa penonton memiliki plot yang kurang konsisten karena ada beberapa alasan. Alasan utama, film  ini merupakan spin-off dari seri "The Conjuring" yang dibuat untuk memperkenalkan asal mula iblis bernama Valak, yang mungkin membuat plotnya menjadi lebih kompleks. Kemudian, film ini lebih memperhatikan pada elemen horor dan jump scares, tanpa memperhatikan detail cerita tersebut. Hal ini mampu menjadi alasan lain mengapa plotnya kurang konsisten. Tetapi, perlu diingat kalau penilaian tentang konsistensi plot bisa berbeda-beda tergantung pada penonton. Ada yang mungkin menikmati film karena elemen horornya, sementara yang lain mungkin lebih fokus pada cerita dan plotnya.

Film "The Nun 2" mungkin tidak memiliki titik klimaks yang jelas karena alur ceritanya mungkin berfokus pada membangun ketegangan dan atmosfir yang konstan sepanjang film, daripada memusatkan semua ketegangan pada satu titik klimaks tertentu. Ini bisa menjadi pilihan artistik sutradara untuk menciptakan perasaan ketegangan yang berkelanjutan daripada klimaks yang terfokus pada satu momen tertentu.

 Walaupun begitu, film ini memiliki kelebihan yang patut diapresiasi dari berbagai bidang. Kelebihan-kelebihan tersebut bisa berdasarkan (1) karakter para pemain, (2) pengambilan gambar, (3) teori suspense.

Dalam kisah "THE NUN 2", cerita lebih kompleks dengan adanya karakter-karakter pendukung yang lebih beragam. Selain tokoh utama seperti Suster Irene, Father Burke, dan Frenchie/Maurice, ada karekter-karakter pendukung seperti Debra, novis biarawati yang membantu Irene memahami dirinya sendiri, dan Kate serta putrinya Sophine, yang berinteraksi dengan Maurice. Karakter-karakter pendukung ini memberikan dimensi baru pada cerita dan membuatnya lebih emosional dan kompleks. Dalam berperan sebagai aktor dalam sebuah film horror harus dituntut memiliki "sejumlah kualitas dan keterampilan tertentu" yang dimiliki. Supaya dirinya bisa menjaga ekspresi emosi, keberanian dan ketahanan, serta kemampuan mengendalikan imajinasi. Termasuk dalam film "the nun  2" yang harus bisa mengepresikan segala hal agar film tersebut sama seperti kisah nyata. 

Film ini dari segi cinematorgraphy sudah memberikan visual yang bagus dan backsound yang menegangkan. Pembuatan gambar dari film ini mencakup bangunan gedung yang terlarang dari sebuah sekolah, anak-anak yang terposisikan pada kondisi yang sangat berbahaya. Setiap unsur horror, apabila dihadirkan secara benar, akan menghasilkan efek penasaran tinggi. Dalam teknik trik pengambilan kamera pun menjadi unsur penting yang mampu dihadirkan secara konsisten. Terlihat dalam beberapa adegan ada pola yang familiar dari semesta ini. Seperti, mengambil gambar sebuah ruangan, memperbesar wajah, dan kemudian dengan cepat memperkecil untuk mengungkapkan sesuatu yang penting telah berubah. Dengan demikian hal itu menjadi sebuah momen penting akan terjadi dan ini merupakan sesuatu yang krusial.

Dalam pembuatan film The "Nun 2", terdapat salah satu teori film horror yang membantu film ini menjadi menarik dan dapat layak dikatakan sebagai film horror. Disebut, teori Suspense. Film "The Nun 2" mampu membangun suspense melalui penggunaan musik yang menegangkan, pencahayaan yang gelap, dan pengaturan adegan yang menciptakan ketegangan. Penonton diperkenalkan dengan situasi yang penuh misteri dan dibiarkan dalam antisipasi terhadap apa yang akan terjadi selanjutnya, seperti adanya jumpscare, hal inilah yang mempengaruhi kondisi fisiologis para penonton. Dengan pemunculan karakter Valak yang menyeramkan memiliki visual yang mengerikan digunakan untuk membangun ketakutan pada penonton. Dengan begitu, Film "The Nun 2" dapat memanipulasi pikiran dan emosi penonton melalui penggunaan psikologi. Di dalamnya terdapat rasa seperti ketidakpastian, kehilangan kendali, dan ketakutan yang tak terlihat digunakan untuk menciptakan ketegangan yang lebih dalam dan meningkatkan pengalaman menonton. 

Kesimpulan dari film "The Nun 2" mungkin dapat bervariasi tergantung pada interpretasi individu, tetapi secara umum, kesimpulan dapat mencakup pembeberan misteri dan konflik yang dihadapi tokoh-tokoh dalam cerita, serta potensi untuk menggali tema-tema seperti iman, keberanian, dan pertarungan melawan kegelapan. Selain itu, kesimpulan juga bisa mencakup penyelesaian dari konflik utama dalam cerita dan memberikan gambaran tentang nasib tokoh-tokoh utama setelah peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam film. Perbedaan preferensi terhadap film "The Nun 2" dapat disebabkan oleh beberapa faktor subjektif. Orang-orang yang menyukai film tersebut mungkin menemukan alur cerita menarik, atmosfir yang mencekam, atau pengembangan karakter yang memuaskan. Mereka juga mungkin menghargai elemen horor dan ketegangan yang dibangun dalam film. Di sisi lain, orang-orang yang tidak menyukai film tersebut mungkin merasa bahwa ceritanya tidak cukup menarik, atmosfirnya terlalu menakutkan, atau karakter-karakternya tidak terlalu dikembangkan dengan baik. Beberapa penonton mungkin juga memiliki preferensi yang berbeda dalam hal jenis film horor yang mereka sukai, dan "The Nun 2" mungkin tidak sesuai dengan preferensi mereka dalam hal itu. Selain itu, penilaian terhadap film ini juga bisa dipengaruhi oleh harapan individu terhadap sebuah sekuel, pengalaman sebelumnya dengan film-film dalam franchise Conjuring, atau bahkan preferensi pribadi terhadap genre horor secara keseluruhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun