Mohon tunggu...
Chairul
Chairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Islamic communication and broadcasting

Saya memiliki minat dan hobi di penulisan artikel terkait informasi di bidang perfilman, budaya, politik dan peristiwa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Luka di Ujung Jalan

17 Oktober 2023   18:18 Diperbarui: 17 Oktober 2023   18:24 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar : kibrispdr.org

*(Oleh : Chairul

Hari indah menghiasi wajah, seperti biasa kebahagian hadir tanpa tanda tanya apapun. 4 tahun sudah merajut kasih yang diawali dari bangku sekolah menengah atas, dengan segala macam memori tersangkut bersama diri, sehingga tak ada lagi keraguan di dalam hati.

Namun tiada disangka, semua itu hancur hanya dalam sekejap saja, cinta tulus tanpa harapan jasa, seolah menjadi luka tak berujung yang datang bersama pengkhianat tanpa rasa. Kisah yang berawal dari ajakan pertemuan, kemudian menjadi perpisahan dan kehancuran kesetiaan. Semua itu dimulai dari pesan yang dilayangkan.

Berikut sepenggal cerita dari kasus percintaan Reina dan Rendi, sepasang kekasih yang akhirnya terpisah oleh pengkhianatan dari ketidaksetiaan itu sendiri.

"Bang malam besok kita keluar jalan-jalan ya, Reina kangen kali, karena kita sudah lama tidak ketemuan, " sebuah pesan yang masuk dari SMS ke handphone Rendi.

"iya Na, malam besok kita keluar ya, abang juga kangen" , balas Rendi dengan hati yang senang.

Pergilah kedua insan yang sedang memadu kasih itu keesok malamnya, tanpa ada kecurigaan apapun yang beranjak dari dalam pikiran Rendi.

"Reina lapar kita makan dulu ya?" tanya Rendi.

"Iya bang, kita makan di tempat biasa aja ya," jawab Reina, dan acara makan malam pun berjalan seperti biasanya.

Tibalah saat dimana Reina meminta sesuatu yang tidak diduga oleh Rendi, " Bang Reina besok mau ke Aceh Barat boleh tidak, soalnya Ina disuruh berobat sama ibu selama sebulan kesana " tanya Reina, sambil menatap Rendi mengharap membolehkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun