Mohon tunggu...
Christian Evan Chandra
Christian Evan Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Analis aktuaria - narablog

Memiliki kegemaran seputar dunia kuliner, pariwisata, teknologi, motorsport, dan kepenulisan. Saat ini menulis di Kompasiana, Mojok, dan officialcevanideas.wordpress.com. IG: @cevan_321 / Twitter: @official_cevan / Email: cevan7005@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Tidak Panik Sampai Mengurangi Konsumsi Barang Impor, Inilah Cara Cerdas Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan

4 April 2020   23:42 Diperbarui: 4 April 2020   23:57 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pandemi COVID-19 bukan berarti menghilangkan kemerdekaan dan kestabilan finansial. Grafis : twopointzero.me.

Ponsel baru dengan layanan Netflix memang menggoda, tapi tunggu dulu. Foto : i365news.com.
Ponsel baru dengan layanan Netflix memang menggoda, tapi tunggu dulu. Foto : i365news.com.

Naiknya harga kebutuhan membuat daya beli uang yang kita punya berkurang, terlebih lagi dalam menghadapi ketidakpastian pendapatan di kemudian hari. Menghadapi kenyataan ini, tindakan yang tepat adalah membatasi konsumsi dengan mengontrol keinginan. Camilan enak pemanis mulut bisa dihindari dulu kan?

Pembatasan ini perlu diterapkan lebih dalam terkait barang impor. Pelemahan Rupiah membuat harganya semakin mahal. Salah satu pengulas gawai kawakan memberitakan kenaikan harga ponsel dari beberapa produsen ternama secara signifikan, sehingga jika tidak sedang benar-benar perlu yang baru, tidak perlu membeli terlebih dahulu. Apalagi, jika hanya ingin memegang gawai keluaran terbaru, tundalah hingga kurs stabil. Hiburan berbayar asing seperti Netflix juga bisa dijauhi terlebih dahulu, selain untuk memastikan kestabilan koneksi internet demi kelancaran bersama.

Menurut perhitungan matematis saya, bersabarlah sedikit. Jika upaya medis dan tindakan karantina mandiri berlangsung lancar di seluruh dunia, puncak wabah akan terjadi pada pertengahan September aktivitas global sudah pulih dan kurs akan kembali ke titik semula.

Jual US Dollar Anda, jangan malah menimbunnya

Foto : BeritaSatu.com
Foto : BeritaSatu.com

Sebagian orang berinvestasi pada mata uang US Dollar untuk kepentingan bisnis ekspor-impor, cita-cita berlibur, atau menyekolahkan anak ke luar negeri. Hal ini dilakukan sebagai lindung nilai mengingat pergerakan kurs yang tidak pasti. Akan tetapi, sebagian lainnya hanya melakukan ini sebagai tindakan spekulatif untuk mencari keuntungan.

Jika Anda ada pada kelompok terakhir, saya mohon untuk sementara tidak membelinya sementara waktu. Tindakan mengoleksi US Dollar bersama-sama dengan pembeli barang impor dan penyetor dividen ke luar negeri hanya akan meningkatkan permintaan terhadap valas dan melemahkan Rupiah. Jika boleh, silakan Anda merealisasikan keuntungan dan menjualnya untuk meningkatkan permintaan terhadap Rupiah serta membantu pemulihannya.

Dari perhitungan saintifik pribadi saya, saat ini Rupiah masih belum stabil dan sedang mencari titik ekuilibrium barunya. Ekspektasi rata-rata jangka panjang ditaksir pada level Rp16.207,75 alias di atas kurs saat ini, apalagi taksiran para pengimpor yang rasanya sudah melebihi Rp17.000. Jangan panik terkait rilis KSSK, itu adalah skenario terburuk yang dibentuk untuk mekanisme pencadangan dan lindung nilai perbankan yang bisa mencapai Rp17.500 sampai Rp20.000. Ketika memang ada peluang bahkan untuk menembus Rp20.000, kita punya peluang yang sama untuk kembali ke kisaran Rp14.000-an sehingga segalanya kembali ke posisi kita sendiri di pasar. Secara matematis, saya juga tidak melihat kepanikan untuk memborong US Dollar seiring kenaikannya, tetapi juga belum melihat dorongan untuk menjual US Dollar demi menyelamatkan Rupiah.

Jangan panic selling saham, tetapi berhati-hati dalam menambah investasi


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun