Setiap dihampiri, langsung sembunyi di bawah tempat tidur.
Gegara si cimot, hubungan Ana dan Ninda jadi renggang. Keduanya mencurahkan isi hati masing-masing padaku. Saya bergeming, mendengarkan saja masing-masing keluhan mereka.
Ana pencinta kucing, sementara Ninda kenapa ya amat antipati?
Iseng-iseng saya mulai mencari tahu, mengapa Ninda sangat membenci si Cimot. Toh meski blo'on dan manja, ia lucu dan bersih.
"Aku trauma punya kucing, Kak," katanya padaku.
"Kenapa trauma, dicakar kucing?"
"Bukan dicakar, si Caty mati, tertabrak motor," pikirannya mengenang lagi ingatan 3 tahun lalu, kehilangan hewan kesayangan.
"Kenapa tak ambil Caty yang lain aja, Ninda?" tanyaku
"Gak sih Kak, masih trauma, takut ditinggalin lagi."
Yah, lebay amat Ninda. Segitu aja trauma. Namun trauma itu sungguh membekas di hatinya. Cinta memang tak pandang rupa ya.
Jika Ana kesulitan mencari tempat kos untuk kucing kesayangannya sementara ia bekerja, di Bandung ada penginapan khusus untuk anjing dan kucing lho.