Ani dengan nada tengil membalas sindiran-sindiran di facebook. Ia yakin bukan suaminya. Jika Andi korupsi, dimana uang itu, ia tidak pernah menerima uang dengan jumlah berlimpah.
Ia tidak dapat menghindari berita online. Selalu saja muncul wajah suaminya di beranda pencarian. Semakin hari, semakin tertikam hatinya hingga suatu hari Ani merasa tertekan. Jiwanya tidak sebebas dulu. Tiada selera makan, tiada kegiatan lain kecuali curhat pada Ana.
Tetiba Ani jatuh sempoyongan di tangga rumahnya. Ia dibawa ke rumah sakit. Andi sesekali datang, mendampinginya. Menginjak hari opname ke-27. Andi tetap tidak mengaku perbuatannya.
Hari ke-28, kondisi Ani kian lemah. Dokter mengatakan, waktunya tidak akan lama lagi. Seketika Andi memegang tangan Ani. Sambil menepis tangan Andi, lirihnya "kamu sudah bohong selama ini Andi, kamu membohongi aku, kamu pembohong..."
Hanya Ana yang menangis.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI