Mohon tunggu...
Catania Kayla Fazira
Catania Kayla Fazira Mohon Tunggu... Pelajar

Memasak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mempertimbangkan ChatGPT dalam Pendidikan Tinggi

2 Februari 2025   15:59 Diperbarui: 2 Februari 2025   15:59 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AI ChatGPT (sumber:  Artificial Intelligence Center Indonesia)

    Perkembangan terkini teknologi kecerdasan artifisial (AI) telah memasuki babak baru. Kemunculan teknologi AI generatif - komunikatif ChatGPT (Generative Pre-trained Transformer) yang dikembangkan Open AI telah dan tengah mendekontruksi peradaban.

    Kemampuan mesin tersebut menjawab hampir semua pertanyaan yang diajukan, menerjemahkan, mengoreksi tata bahasa (grammer), dan lain - lainnya. Sebagai pekerjaan yang sebelumnya dilakukan manusia, kini relatif mudah, makin cepat, dan lebih murah dikerjakan AI.

    Peran manusia dalam berbagai tugas dan pekerjaan pelan - pelan mulai tergantikan. Bidang pendidikan tinggi bukan pengecualian. Sejumlah makalah ilmiah dengan ChatGPT sebagai penulis pendamping mulai bermunculan.

    Chris Stokel - Walker (2023) dalam artikel berita di jurnal Nature menyebutkan para editor jurnal ilmiah, penelitian, dan penerbitan tengah berdebat untuk menempatkan mesin AI seperti ChatGPT dalam publikasi ilmiah dan apakah memang tepat untuk mengutip mesin tersebut sebagai salah seorang  penulis.

    Di tengah keriuhan fenomena itu, sebagai pengelola sekolah di New York dan Sattle bahkan telah melarang penggunaan ChatGPT dari perangkat dan jaringan internet mereka. Hal ini menyusul kekhawatirannya terkait kemungkinan praktik mencontek dan dampak negatif terhadap proses pembelajaran. ( Lonas,2023 )

    Pada penjelasan diatas memberikan imajinasi kekhawatiran tentang praktik pendidikan tinggi. Terutama jika dihubungkan dengan kecenderungan melakukan evaluasi pembelajaran dengan soal - soal essai dan sebagainya.

    Namun, kemunculan penggunaan teknologi AI seperti ChatGPT sesungguhnya bisa meningkatkan kualitas pembelajaran. Kuncinya bergantung pada kajian awal untuk menyigi berbagai potensi positif dan negatifnya. Tujuannya, sekurang - kurangnya, untuk memahami hakikat teknologi AI, dampak, serta responsnya bagi praktik pendididkan tinggi.

    Oleh karna itu, ChatGPT memang memiliki berbagai manfaat dalam dunia pendidikan seperti personalisasi pembelajaran, sumber pembelajaran interaktif, dan bantuan dalam tugas serta penyesaian masalah.

    Namun perlu diperhatikan juga, ChatGPT memiliki beberapa dampak negatif potensial bila diterapkan di dunia pendidikan yang dapat mempengaruhi critical thingking creative, comunicative, colaborativennya akan berkurang.

    Intinya dalam penggunaan AI harus memiliki etika penggunaan, sehungga bisa bekerja dengan baik tanpa menghilangkan esensi sebagai makhluk yang berfikir.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun