Mohon tunggu...
Yeni Kurniatin
Yeni Kurniatin Mohon Tunggu... Administrasi - if love is chemistry so i must be a science freaks

Ordinary creature made from flesh and blood with demon and angel inside. Contact: bioeti@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel | Orion: Harta Karun [02:30]

3 September 2018   07:34 Diperbarui: 2 Juli 2023   18:40 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Dari balik buku-buku yang berbaris rapi di rak, Gyas mengintip cowok jangkung yang sedang anteng mengurus administrasi di meja petugas.  Tingginya kurang lebih sama dengan Lingga. Wajahnya tidak kalah keren. Boleh bersaing dengan para Oppa. Gyas yakin dia bakal menang. Sebagai orang yang mirip Oppa meski jadi urutan ketujuh versi on the spot.

Rambutnya sering kali acak-acakan karena sering disisir jari. Gyas sampai hapal betul, jeda waktu dari merapikan rambut ke merapikan rambut berikutnya. Gara-gara dia Gyas jadi lebih sering memperhatikan apa yang terjadi di meja administrasi. Mengalihkan dari buku yang sedang dibacanya.  Bahkan melupakan untuk menengok ke lapangan basket. Tidak penasaran lagi dengan suara riuh --redah dari bawah.

Dari meja tinggi berwarna abu-abu yang melingkarinya, cowok itu dengan senang hati berbagi informasi tentang perpustakaan bagi siapa saja yang membutuhkan. Jika ada anak yang kebingungan harus baca buku apa. Dia akan memberikan saran mengenai bacaan. Gaya menjelaskannya lucu, membuat orang menjadi penasaran. Gyas semakin takjub dibuatnya. Seakan menemukan harta kartun.

Hari ini, dia tidak terlalu sibuk.  Gyas melirik jam yang menempel di pilar. Pukul setengah dua. Jam dua dia harus ke GOR untuk latihan dan persiapan penyambutan anggota baru. Seperti biasa, Gyas menyeludupkan kertas lipat warna-warni pada saku kemejanya. Lalu melipatnya menjadi dua bagian. Dilipat lagi, sampai bisa dia sematkan pada ujung buku. Sebagai penanda halaman yang sudah dia baca. Lalu menyimpan buku tadi ke rak. Untuk dilanjutkan esok lusa. Gyas buru-buru keluar dari perpustakaan. Ketika melewati dia, Gyas tampil se-casual mungkin dan berusaha agar dia tidak tahu kalau Gyas akan meliriknya.

Satu anak perempuan menghampirinya. Gyas hapal anak itu, satu angkatan. Kelasnya bersebelahan. Dia bertanya tentang novel sastra angkatan Balai Pustaka. Pasti dia sedang mengerjakan tugas Bahasa Indonesia. Tugas bahasa Indonesia Gyas mengenai kajian novel angkatan Balai Pustaka, baru saja dikumpulkan. Kehadiran anak perempuan itu membuat keuntungan bagi Gyas. Karena Gyas bisa leluasa meliriknya tanpa dia ketahui.

Prediksi Gyas salah. Cowok itu malah memberikan senyum ketika Gyas melewati dan menoleh kearahnya. Jantung Gyas jadi berdebar. Gyas langsung mempercepat langkahnya.


Siapa dia?

Olive. Hanya Olive yang akan bisa membantu rasa penasarannya itu. Olive dengan semua jaringan informasi yang dia punya.

 "Namanya Seomarco Adiwipura. Nulisnya pakai O E." Olive menjelaskan dengan sangat tegas dari data yang berhasil dia kumpulkan. "Kelas 12. Fisika dua. Satu angkatan dengan Lingga. Katanya dia dihukum di perpustakaan."

Prosedur standar pencarian informasi dengan Stalking media sosial dibantu Om google  tidak banyak memberikan informasi. Di  feed Instagram hanya foto-foto pemandangan. Tidak ada foto dirinya. Dari foto-foto yang diunggah, Gyas bisa menerka selain membaca, hobi Soemarco adalah fotografi. Satu-satunya foto diri Soemarco adalah foto yang dipakai sebagai foto profile.

"Dihukum? Kenapa dia sampai dihukum?"

"Berkelakuan tidak baik."

"Dalam hal?"

 "Wah, itu tidak disebutkan Gee. Menurut Meytha, Seomarco itu aneh."

"Aneh bagaimana?"

"Soemarco sering menyendiri akhir-akhir ini. Dulu dia masuk klub basket juga, tapi mengundurkan diri pada pertengahan semester. Masuk tim Olimpiade Matematika Patrion. Sempat berlomba di luar. Katanya menang."

"Menarik..." Ujar Gyas. Paparan dari Olive membuatnya semakin penasaran.

"Menarik hati kamu maksudnya?? Kamu naksir dia Gee? "

"Bukan, maksud gua bukan gitu." Gyas langsung meralatnya. Padahal dalam hati iya juga sih, tidak ada alasan spesifik yang membuat dia tidak tertarik.

"Eh, ini ada lagi nih...." Olive membuka pesan singkat dari whatsapp yang baru masuk. Pesan dari Reinita. Salah satu dayang-dayang Meytha. "Awalnya dia dihukum untuk beresin buku perpustakaan selama tiga bulan. Bantuin Bu Popon. Sekarang dia malah mengajukan jadi volunteer di sana."

"Ooooh, dia relawan di sana." Gyas masih belum fokus benar. Dia masih membayangkan senyuman Soemarco tempo hari. "Kok, aku ingin jadi relawan juga yah?"

Olive hanya cengar-cengir mendengarnya.

"Nih. Aku kirim foto-foto dia. Mau?"

"Kirim ke mana?"

"Ke handphone kamu dong."

"Aku kan gak punya handphone."

"Seriusan kamu gak punya?"

"Iya. Memang aneh?"

"Ya, aneh lah. Tell me, ini bukan hoax Gee."

Menurut Gyas tidak memiliki handphone bukan perkara luar biasa. Reaksi Olive yang menganggap pengakuannya hoax sangat berlebihan. "Asli. Bukan hoax."

 "Hari ginih?? Gyas??"

"Hehehe.... Aneh gitu?" Gyas jadi canggung jadinya. Apakah tidak memiliki handphone menobatkan dia sebagai remaja aneh?

"Iya atuh. Terus cara kamu berkomunikasi bagaimana?"

"Yaaa, ngobrol. Seperti ini." Jelaskan Gyas. "Ngobrolkan salah satu cara berkomunikasi. Iya kan?"

Olive tidak bergeming.

" Ada yang pakai Gesture? Nyebarin pamflet? Teriak-teriak? Bikin mural? bikin lukisan di gua, bikin candi."

Jawaban-jawaban Gyas malah membuat Olive semakin bingung.

"Dulu punya. Terus rusak.  Tapi aku lagi nabung kok, tenang." Akhirnya Gyas menyerah.

"Aneh." Ulang Olive. "Kamu dan Seomarco sama-sama aneh."

"Mungkin jodoh," timpal Gyas dengan gembira.

"Aamiin..."

Lalu keduanya tertawa.

=======

Waktu yang dibutuhkan untuk membaca cerita ini kurang lebih 2 menit 30 detik. Cerita ini dibuat sebagai dukungan kepada lembaga pemberantasan korupsi, Sebagai kegundahan setiap kali mendengar kasus korupsi mengemuka.

Untuk cerita sebelumnya bisa dikunjungi di sini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun