Mohon tunggu...
Yeni Kurniatin
Yeni Kurniatin Mohon Tunggu... Administrasi - if love is chemistry so i must be a science freaks

Ordinary creature made from flesh and blood with demon and angel inside. Contact: bioeti@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Orion, Sekolah Ningrat [01:45]

3 Agustus 2018   07:34 Diperbarui: 2 Juli 2023   14:53 830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suatu Sore di Bandara Hussein. Dokumentasi Pribadi

Dengan terpogoh-pogoh Gyas memasuki kelas. Seperti biasa ada jeda diam satu detik ketika Gyas memasuki kelas karena disangka guru yang akan mengajar. 

Gyas tidak memerlukan jubah Harry Potter agar terlihat invisible. Setelah tahu Gyas yang masuk, mereka kembali melakukan aktivitas masing-masing. Up date status (dilakukan sembunyi-sembunyi, kalau ketahuan HP bisa dirampas). Mengobrol. Tanpa menghiraukan kehadiran Gyas.

Sebetulnya selain Gyas, ada Olive yang sering datang terlambat. Bukan karena Olive tidak suka Patrion, melainkan karena rumah Olive berada di daerah Bandung coret. 

Secara administrasi rumah Olive memang tidak berada di wilayah Kota Bandung, tetapi secara pikiran dan perasaan Olive merasa menjadi warga Bandung sejati. 

Suatu kebanggaan bisa bersekolah di Patrion. Beli formulir pendaftarannya saja susah. Biaya per-semester setiap anak berbeda-beda. Tergantung deposit dan pendapatan keluarga.

Setiap hari Olive diantar jemput oleh sopir yang khusus dipekerjakan untuk kepentingan Olive semata. Tetapi tetap saja tidak bisa mengatasi keruwetan dan kemacetan jalanan Bandung

Hampir senasib dengan Gyas, finger print Olive nyaris dikategorikan datang telat. Walau pun jam kedatangan Olive tidak terlalu membuat kisruh hati guru-guru pengajar jam pelajaran pertama. 

Olive anak juragan ayam.Keluarga Olive adalah orang-orang yang berpengaruh dalam peredaran ayam di kota Bandung. Katanya mah, mereka punya kuasa. Bisa menurunkan dan menaikan harga ayam.

"Hai Olive..."sapa Gyas.

"Hai Gee," jawab Olive.

Bangku di belakang Olive, satu-satunya bangku yang tersisa. Seperti hari-hari kemarin Gyas duduk paling belakang. Gyas tidak mempermasalahkan posisi duduknya di mana. Sayangnya ada beberapa guru yang keberatan melihat anak yang suka duduk di belakang. Sering dianggap pemalas. Dengan pemahaman seperti itu, Gyas adalah sasaran empuk menjadi ajang uji nyali untuk menyelesaikan soal-soal atau menjawab pertanyaan.

Sadar betul dengan posisinya, Gyas sebisa mungkin mempersiapkan. Agar sang guru tidak perlu sampai mengeluarkan komentar julid mengenai keberadaanya di Patrion.

Anak juragan ayam ini, tidak seperti warga Patrion kebanyakan. Setidaknya masih mau menyahut jika disapa Gyas.

"Untung Pak Oman belum datang." Kata Olive sambil memperbaiki posisi duduknya.

Gyas cuma tersenyum, menikmati keberuntungannya karena Pak Oman belum terlihat penampakannya.

Salah satu guru yang mempunyai pemahaman penduduk di belakang adalah kaum terbelakang adalah Pak Oman, guru fisika. Tidak hanya itu, Gyas bisa menangkap aura ketidaksukaan Pak Oman padanya.

Pagi ini, fisika adalah mata pelajaran pertama. Gyas tidak membenci fisika. Dia suka fisika, sayangnya guru fisika membencinya. Olive tidak suka fisika. Pak Oman menyukainya.

 "Selamat Pagi...." Pak Oman datang dengan muka kecut. Memeriksa seluruh kelas.

"Hari ini kita akan melanjutkan mengenai gaya. Ada yang sudah belajar??" Matanya kembali mengelilingi kelas. Melewati Gyas dengan muka kesal.

Semua terdiam dan membiarkan Pak Oman melanjutkan penjelasan mengenai gaya.

"Intinya mah Jangan banyak gaya. Mentang-mentang kemarin masuk lulusan terbaik jadi banyak tingkah. Datang kesiangan," sindir Pak Oman.

"Tuh, Live, dia ngomongin kamu tuh..." ujar Gyas dengan volume suara yang hanya terdengar oleh mereka berdua.

Olive menahan tawanya.

"Mungkin dulu jadi terbaik, di sini belum tentu bisa." Kata Pak Oman lagi.

"Nooh, Gee, dengerin!" Giliran Olive yang mengejek Gyas.

Tujuh nol-nol membuat Pak Oman meradang. Gyas memang sudah masuk dalam radar pantauannya. Dia kesal dengan kehadiran Gyas. Keputusan pengurus yayasan menerima Gyas, tidak tepat menurut Pak Oman. Seperti mengotori Patrion. 

Patrion adalah sekolah para bangsawan dan kaum ningrat.  Itu tujuan pendirian Patrion. Bukan untuk rakyat kebanyakan. Sejak kapan Patrion mengeluarkan beasiswa untuk anak yang berprestasi. Besok lusa, bisa-bisa Patrion menerima SKTM. Pak Oman kesal, pendapatnya tidak didengar oleh pihak yayasan.

Selama pelajaran berlangsung entah berapa kali beliau menyindir Gyas mengenai kebiasaan barunya. Datang jam tujuh nol-nol. Gyas berusaha tidak menghiraukan sindiran-sindiran Pak Oman. 

Dalam hatinya fokus, kurang dari enam bulan. Pak Oman tidak perlu lagi sampai membenci setengah hidup padanya. Meskipun terkadang dia merasa jengkel. Memang agak sulit menghadapi orang yang mempunyai kadar ke-baperan tingkat dewa (sa).

===

Waktu yang dibutuhkan untuk membaca cerita ini kurang lebih 1 menit 45 detik. Cerita ini dibuat sebagai dukungan kepada lembaga pemberantasan korupsi, Sebagai kegundahan setiap kali mendengar kasus korupsi mengemuka.  

Untuk cerita sebelumnya bisa dikunjungi di sini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun