Di sebuah kampung terpencil tinggal seorang anak laki-laki yang kini masih membujang walau umurnya telah menginjak kepala empat. Dia setia dengan kebujangannya karena banyaknya gadis-gadis yang selalu menolaknya. Ia masih tinggal bersama ibunya yang sudah menjanda.
Dia memiliki kelebihan dibandingkan orang lain. Hingga hari ia tidak mau dibelikan cermin baru oleh siapapun termasuk ibunya. Setiap dibelikan cermin baru oleh ibunya, maka selalu dipecahkan oleh dia. Tetapi ibunya tidak pernah berani menegurnya atau menanyakan kenapa ia melakukan itu semua.
Hingga suatu hari ia minta dibelikan cermin bekas yang sudah lusuh  buram.
"Mak tolong dong, aku belikan cermin, tapi cermin bekas di pasar?" pinta bujang kepada emaknya suatu hari.
"Buat apa beli cermin bekas, lagian pasti susah nyarinya di pasar. Nggak bakalan ada yang jual," jawab ibunya sedikit kesal.
"Emak kan tahu saya tidak suka cermin baru. Mosok setiap saya becermin baru wajah saya kelihatan hitam, dekil, dan jelek. Tetapi kalu saya bercermin di rumah Rosidin temanku, wajahku kelihatan gagah Mak, padahal cerminnya jelek, buram dan kusam," terang bujang..
End...