William James adalah filsuf dan psikolog Amerika yang dikenal sebagai tokoh Pragmatisme. Melalui karyanya The Will to Believe, James mengemukakan pandangan bahwa keyakinan memiliki kekuatan menciptakan kenyataan.
Menurutnya, manusia tidak harus menunggu bukti untuk percaya, tetapi dengan percaya terlebih dahulu, manusia dapat mengubah realitasnya.
William James menulis: "Believe that life is worth living, and your belief will help create the fact."
James menentang pandangan pesimis dan deterministik. Ia memandang bahwa pikiran bukan sekadar refleksi dari dunia, melainkan alat pencipta dunia. Keyakinan yang positif mampu mengubah perilaku, keputusan, bahkan kondisi psikologis seseorang.
Dalam konteks kehidupan, ajaran James relevan bagi mereka yang sedang menghadapi kegagalan, kehilangan pekerjaan, atau ketidakpastian. Alih-alih menyerah pada keadaan, manusia diajak untuk mempercayai kemungkinan baru dan bertindak berdasarkan keyakinan positif tersebut.
Berbeda dengan Stoik yang menerima dunia sebagaimana adanya, James mengajarkan penciptaan makna melalui tindakan positif.
Matriks Perbedaan James dengan Stoa dan Nietzsche (Ringkas)
Kaum Stoik (seperti Marcus Aurelius dan Epictetus) menekankan penerimaan terhadap realitas apa adanya serta pengendalian diri. Bagi mereka, kebahagiaan datang dari ketenangan batin (ataraxia) dan kemampuan menyesuaikan diri dengan dunia yang tidak bisa diubah.
Nietzsche melangkah lebih jauh dengan ajaran Amor Fati, mencintai kehidupan sepenuhnya, termasuk penderitaan. Ia menekankan keberanian berkata "ya" pada hidup, melihat dunia sebagai keras tapi indah.
Sementara William James melahirkan pandangan baru: realitas dapat dibentuk melalui keyakinan. Manusia bukan hanya menerima atau mencintai nasib, tapi juga menciptakan kenyataan lewat kepercayaannya.
Baginya, keyakinan bukan akibat dari bukti, melainkan sumber dari bukti itu sendiri.
Jadi, kalau Stoikisme dan Nietzsche mengajarkan penerimaan aktif terhadap dunia yang sudah ada, James justru percaya pada kemungkinan dunia yang belum ada, dunia yang lahir dari keberanian untuk percaya sebelum melihat bukti.