Mohon tunggu...
Cantika PutriSurya
Cantika PutriSurya Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Mercu Buana

Cantika Putri Surya - 43225010068 - S1 Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB - Dosen pengampu Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Diskursus 5 Tokoh Pentingnya Berpikir Positif Tentang Kehidupan.

16 Oktober 2025   23:52 Diperbarui: 16 Oktober 2025   23:51 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

William James adalah filsuf dan psikolog Amerika yang dikenal sebagai tokoh Pragmatisme. Melalui karyanya The Will to Believe, James mengemukakan pandangan bahwa keyakinan memiliki kekuatan menciptakan kenyataan.
Menurutnya, manusia tidak harus menunggu bukti untuk percaya, tetapi dengan percaya terlebih dahulu, manusia dapat mengubah realitasnya.

William James menulis: "Believe that life is worth living, and your belief will help create the fact."

James menentang pandangan pesimis dan deterministik. Ia memandang bahwa pikiran bukan sekadar refleksi dari dunia, melainkan alat pencipta dunia. Keyakinan yang positif mampu mengubah perilaku, keputusan, bahkan kondisi psikologis seseorang.

Dalam konteks kehidupan, ajaran James relevan bagi mereka yang sedang menghadapi kegagalan, kehilangan pekerjaan, atau ketidakpastian. Alih-alih menyerah pada keadaan, manusia diajak untuk mempercayai kemungkinan baru dan bertindak berdasarkan keyakinan positif tersebut.
Berbeda dengan Stoik yang menerima dunia sebagaimana adanya, James mengajarkan penciptaan makna melalui tindakan positif.

Sumber: Modul Prof Apollo
Sumber: Modul Prof Apollo

Matriks Perbedaan James dengan Stoa dan Nietzsche (Ringkas)

Kaum Stoik (seperti Marcus Aurelius dan Epictetus) menekankan penerimaan terhadap realitas apa adanya serta pengendalian diri. Bagi mereka, kebahagiaan datang dari ketenangan batin (ataraxia) dan kemampuan menyesuaikan diri dengan dunia yang tidak bisa diubah.

Nietzsche melangkah lebih jauh dengan ajaran Amor Fati, mencintai kehidupan sepenuhnya, termasuk penderitaan. Ia menekankan keberanian berkata "ya" pada hidup, melihat dunia sebagai keras tapi indah.

Sementara William James melahirkan pandangan baru: realitas dapat dibentuk melalui keyakinan. Manusia bukan hanya menerima atau mencintai nasib, tapi juga menciptakan kenyataan lewat kepercayaannya.
Baginya, keyakinan bukan akibat dari bukti, melainkan sumber dari bukti itu sendiri.

Jadi, kalau Stoikisme dan Nietzsche mengajarkan penerimaan aktif terhadap dunia yang sudah ada, James justru percaya pada kemungkinan dunia yang belum ada, dunia yang lahir dari keberanian untuk percaya sebelum melihat bukti.

Sumber: Modul Prof Apollo
Sumber: Modul Prof Apollo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun