Tujuan dari Askesis adalah agar manusia tidak dikendalikan oleh keadaan luar, melainkan oleh kebajikan dalam dirinya. Dengan berlatih setiap hari untuk berpikir jernih dan tenang, seseorang akan memiliki keteguhan moral serta ketenangan spiritual di tengah dunia yang tidak pasti.
Latihan Stoik: Memisahkan Dua Hal antara Fortuna dan Virtue
Marcus Aurelius mengajarkan latihan membedakan dua hal utama dalam kehidupan: Fortuna dan Virtue.
-Fortuna adalah segala sesuatu yang berada di luar kendali manusia, seperti cuaca, keputusan orang lain, nasib, atau keberuntungan. Semua ini bersifat tidak pasti dan tidak dapat diubah.
-Virtue adalah kebajikan yang berada dalam kendali kita, seperti pikiran, sikap, moralitas, dan cara bereaksi terhadap keadaan.
Ketenangan batin dicapai dengan fokus pada Virtue dan menerima Fortuna dengan lapang dada.
Aurelius menulis: "You have power over your mind, not outside events."
Dengan memisahkan Fortuna dan Virtue, manusia belajar untuk tidak membuang energi pada hal-hal yang tidak bisa dikendalikan, melainkan mengarahkan perhatian pada nilai-nilai moral dan tindakan yang baik.
Inilah bentuk berpikir positif sejati dalam Stoikisme: kebahagiaan muncul dari pengendalian diri, bukan dari perubahan dunia luar.
Marcus Aurelius mengajarkan agar seseorang berfokus pada Virtue dan menerima Fortuna dengan lapang dada.
Artinya:
-Jangan biarkan nasib yang tidak sesuai harapan menghancurkan ketenangan batinmu.