Kesan jadulnya tetap berasa kekinian lantaran keduanya mesti bahu-membahu menangani kasus yang melibatkan malware, yang menyebabkan semua peralatan elektronik dan digital, berfungsi sesuai kemauan penanam (operator) malware, dengan aksi kejar-kejaran dan tema dasar, yang mau tidak mau mengingatkan saya tema dan pendekatan suspense Mission: Impossible pada series-series belakangan, yang meski tidak baru, tetap saja cukup seru karena pada episode-episode awal, yang tayang pada saat bersamaan tersebut, kita dipaksa ikut deg-degan sekaligus menerka motif dan pelaku kejahatan sebenarnya, yang biasanya meleset dari dugaan.
Lewat tema dan jalan cerita serial-serial kekinian kita jadi ngeh, klo tema-tema fiksi ilmiah yang awalnya terkesan eksklusif dan sulit digapai, justru kehilangan daya magisnya seiring makin beragamnya berondongan informasi dari 1080 penjuru angin (dengan variasi opini yang begitu-begitu doang #eh), meski FBI, di salah satu episode-nya tergoda untuk mencicipi formula CSI/MacGyver, lantaran OA sempat menyelamatkan korban luka dengan tampon dan sekantong teh, lantaran kandungan asam tanat dalam teh membantu proses pembekuan darah.
Serial produksi ABC, The Rookie, yang juga mulai tayang tahun 2018 pun sama. Seperti judulnya, the rookie pada dasarnya menceritakan tentang para anak baru yang dibimbing beberapa polisi senior (training officer) dengan cara langsung berpatroli di lapangan, yang rata-rata menindaklanjuti laporan darurat 9-1-1 mulai dari kasus "remeh" seperti keributan antartetangga sampai kasus rada berat khas cerita polisi-polisian amrik, yang melibatkan dar-der-doran, seperti yang dilakukan tokoh utama serial ini John Nolan (Nathan Fillion), mantan kontraktor yang memutuskan menjadi polisi betulan di usia 45 tahun, terinspirasi pengalaman dunia nyata William Norcross yang bergabung dengan LAPD di usia yang relatif sama dengan Nolan.
Rada berbeda dengan stasiun televisi CBS dan NBC yang cenderung lebih taat aturan ketika menyusun naskah cerita. Meski serial-serialnya cenderung runtut dan teratur, stasiun televisi ABC cenderung lebih bebas mengarahkan jalan cerita, termasuk untuk the rookie yang memang didukung cakupan tugas polisi itu sendiri dalam dunia nyata.
Terlebih The Rookie memang terhitung sebagai serial komedi, meski porsinya hanya berkisar antara 15-30%, termasuk lewat kekonyolan Nolan pada sesama sejawatnya, yang memang digambarkan senantiasa serius namun tetap santai dan akrab, termasuk saat berinteraksi dengan rekan seangkatan sesama (mantan) rookie, Lucy Chen, yang dikenal berpendidikan bagus (punya latar belakang psikologi), sebagaimana orang tuanya namun putri mereka tetap dididik dengan cara yang boleh jadi dianggap kaku sesuai tradisi mereka, setidaknya menurut pandangan umum amrik termasuk Lucy sendiri, atau Angela Lopez, mantan training officer lugas eh nyinyir berdarah latin, yang kini bertugas menjadi detektif merangkap seorang ibu,  yang memiliki orang tua berpendidikan biasa ( baca: cenderung kurang), namun tetap tegas dan penyayang cucu.Â
Pendekatan wajar dan luwes yang membantu menyiasati secara wajar jalan cerita the rookie pada musim-musim selanjutnya, mengingat seorang polisi Amrik hanya boleh menyandang status rookie, maksimal dua tahun selepas lulus dari akademi kepolisian.
Pendekatan nyeleneh yang bisa jadi ditinggalkan penonton atau justu bakal diteruskan apabila mendapat respons positif dari penonton, termasuk lewat hadirnya tokoh Bailey Nunn (yang diperankan Jenna Dewan), petugas pemadam kebakaran, yang awalnya mungkin hanya direncanakan sebagai tetangga baru Nolan, namun akhirnya mendapat peran tetap, lantaran perannya yang luwes, meski pengembangan dan logika karakternya agak sedikit dipaksakan, seolah meninggalkan peran beberapa aktris kondang yang diceritakan sempat bersinggungan dengan Nolan, seperti mantan pemeran serial Heroes, Ali Larter (Doktor Grace Sawyer), yang sempat punya masa lalu dengan Nolan, bahkan muncul beberapa kali pada musim kedua, Â atau pemeran utama serial Bones, Emily Deschanel, yang baru diketahui sebagai mantan istri Nolan, Sarah, selepas muncul sekali pada musim ketiga, tanpa terdengar lagi gaungnya seperti apa sampai sekarang.Â
Pendekatan nyeleneh yang apabila mendapat respons positif penonton justru akan dikembangkan secara bertanggung jawab.
Kesan kembali ke tema-tema  dasar uniknya juga dipakai dalam formula cerita Law & Order Special Victim Unit yang juga diproduseri Dick Wolf. Sejak pemeran detektif Olivia Benson (Mariska Hargitay) didapuk menjadi eksekutif produser pada tahun 2014, SVU seperti nama divisinya, berfokus menangani dan membela para korban penganiayaan, termasuk di dalamnya korban pelecehan seksual.
Walaupun ide dasar serial ini masih tetap sama, tidak ada lagi cerita tentang anak kecil yang berkomunikasi instensif lewat telepon dengan Benson, saat disekap di dalam kendaraan yang tengah bergerak. Tidak ada lagi kasus pelaku yang berpura-pura sakit untuk memastikan pasangan tidak berpaling.
Tidak ada lagi juga kasus pelaku (bisa juga dipandang sebagai korban klo perilakunya dinilai sebagai gangguan kejiwaan) yang mengaku masih berusia belia lantaran wajahnya yang kebetulan senantiasa awet muda.