Mohon tunggu...
Candra Permadi
Candra Permadi Mohon Tunggu... r/n

r/n

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

FBI dan Kembalinya Serial-Serial Bertema Dasar dan Berwarna

11 September 2025   17:43 Diperbarui: 20 September 2025   23:17 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stereotipe yang boleh dibilang menggeser kesan orang italia sebagai pekerja kerah biru layaknya Mario tukang ledeng dalam Mario Bros (yang justru bikinan Jepang #eh).

Meski pengaruh dalam jalan cerita tidak sekentara serial-serial lain, boleh dibilang, keragaman latar belakang dan  budaya para karakternya, turut memberi ruang  pengembangan cerita selanjutnya, termasuk saat harus bersentuhan dengan komunitas berbagai negara, dengan sistem keterbukaan dan penerimaan yang berbeda-beda, khas serial-serial besutan produser Dick Wolf, yang karya-karyanya justru lebih sering muncul di stasiun tv NBC seperti waralaba Law & Order dan  Chicago (Fire, P.D., Med) yang memang lebih gelap dan menggigit ketimbang serial-serial CBS yang terkesan lebih elegan, ringan. minim konflik berkepanjangan, serta cenderung memberi kepuasan kalem bagi para penonton, bahkan untuk pelaku kriminal sekalipun.

Menariknya, harus diakui, animo penonton terhadap serial FBI cenderung lebih banyak eh terasa ketika tema dasarnya terbilang cukup intens seperti halnya episode perdana (yang otomatis bikin senapsaran juga) yang dibuka dengan ledakan gedung, yang otomatis mengarahkan prasangka penonton, setidaknya terhadap kemungkinan serangan teroris (setidaknya domesik), dengan potensi jalan cerita yang bisa kita bayangkan variasinya seperti apa,  lantaran terjadi di area padat gedung berhimpitan, yang rata-rata tidak terlalu tinggi.

Pada episode lain, tepatnya pada episode kolaborasi antara FBI dan FBI: Most Wanted, penonton diajak deg-degan menanti nasib para penumpang bus sekolah biasa, yang disandera sekelompok orang, yang salah satu pelakunya berhasil diidetifikasi berkat rekaman kamera ponsel salah satu siswa, yang pada akhirnya dibuang ke jalanan, bersama ponsel para penumpang lainnya.

Petunjuk yang mengharuskan Jubal Valentine, menghubungi satgas khusus pemburu kriminal yang tadinya dipimpin almarhum Jess Lacroix (diperankan almarhum Julian Mcmahon yang kondang lewat perannya sebagai Cole Turner dalam serial "Charm" dan Doctor Doom dalam film "Fantastic Four" 2005) yang sempat menangkap tersangka pelaku berlatar belakang militer tersebut beberapa tahun sebelumnya.

Episode-episode yang uniknya ditonton lebih banyak penonton ketimbang misalnya episode Chicago P.D., serial bergenre serupa tapi tak sama, yang boleh dibilang tayang selang beberapa hari sebelum atau sesudah episode serial FBI tersebut  tayang, meski ironisnya waralaba FBI yang terhitung baru tersebut justru harus ditamatkan lebih dulu, atas dasar penghematan biaya produksi dan tema dasar yang cenderung monoton, sebagaimana tercermin dalam judulnya.

Menariknya, meski berbeda stasiun TV, serial FBI dan Chicago P.D. justru tadi sempat berkolaborasi lewat karakter detektif Haley Upton (yang karakternya boleh dibilang 11-12 dengan agen Bell dengan emosi yang lebih dalam) yang berkesempatan berkunjung ke kantor FBI, untuk  mengikuti program pelatihan antaragensi, yang kali ini kebetulan mendapat tugas menangkap pembunuh berantai berdarah dingin.

Lewat tema-tema dasar yang cenderung makin umum dan terbuka inilah, kita seolah diajak kembali untuk menikmati serial-serial jadul yang lebih mempertontonkan aksi pahlawan biasa, tanpa kemampuan atau peralatan super (atau setidaknya minim), sebagaimana aksi serial-serial polisi atau detektif jadul sebelum saya lahir (betulan), yang kadang dipadu chemistry luwes antar sesama pemeran utamanya seperti serial patroli polisi moge Chips <1977-1983> (diperankan Eric Estrada), Magnum PI <1980-1988> (Tom Selleck) berikut versi reboot-nya (2018-2024), Charlie's Angels <1976-1981> (Jacklyn Smith, Kate Jackson, dan Farah Fawcett)   Moonlighting <1985-1989> (Bruce Willis dan Cybil Sheppard  muda)  atau Remington Steele <1982-1987> yang diperankan Stephanie Zimbalist dan Pierce Brosnan yang juga masih muda ketika itu. 

Tema cerita yang uniknya muncul sebelum atau bersamaan dengan serial detektif berbumbu fiksi ilmiah populer seperti Six Million Dollar Man <1973-1978>, Knight Rider<1982-1986>, Airwolf (1984-1986),  atau MacGyver <1985-1992>, yang mungkin lebih membekas pada generasi era sekarang atau malah sesudahnya, berkat elemen-elemen ikonik, yang berpotensi dihidupkan kembali, dengan pendekatan, seperti unsur teknologi, yang lebih kekinian, terutama oleh layanan streaming berbayar yang biasanya punya sumber daya lebih komplet.       

Tanpa sentuhan teknis rumit,  bisa jadi para penulis lebih bebas mengembangkan naskah cerita, mengikuti alur cerita yang (lebih) wajar. 

Waralaba NCIS terbaru, NCIS: Tony & Ziva (tayang di Paramount+, salah satu anak perusahaan viacom seperti halnya CBS), yang berlokasi syuting di Eropa, terutama Paris dan Budapest, misalnya, juga memakai formula yang sama. Alih-alih mencoba memaparkan cerita dengan pendekatan baru (yang rasanya makin sulit ditemukan), produser John McNamara mencoba menarik simpati penonton lama lewat chemistry kocak antara agen kekanak-kanakan Tony Dinozzo dengan rekan utamanya, mantan agen Mossad kaku jago bela diri, Ziva David, yang menjadi salah satu kekuatan serial NCIS versi CBS eh ori (2003) selama beberapa musim, sebelum keduanya resmi hengkang pada awal musim belasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun