Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet. Kini berkecimpung di dunia novel online dan digital self-publishing.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Mengapa Ratu Tisha Hanya Maju sebagai Cawaketum PSSI?

16 Januari 2023   09:09 Diperbarui: 8 Februari 2024   12:59 1120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ratu Tisha | KOMPAS.com/NUGYASA LAKSAMANA

Misalnya dengan menggelar Pelatihan Wasit Premiere Skills yang dimulai sejak 2017. Diikuti dengan program workshop wasit setahun setelahnya. Ratu Tisha tampak paham sekali kualitas kompetisi ditentukan oleh kemampuan wasit selaku pengadil pertandingan.

Kualitas pelatih juga diperhatikan oleh Ratu Tisha. Ada kursus lisensi pelatih AFC Pro pada awal 2020 dan pada saat bersamaan digelar pula kursus Lisensi B PSSI. Pesertanya berjumlah total 120-an orang.

Untuk urusan pembinaan pemain muda, ada kompetisi Elite Pro Academy (EPA) yang digelindingkan sejak 2018. Terdapat tiga level usia dalam EPA, yakni U16, U18 dan U20. Kita sama tahu, beberapa pemain timnas yunior lahir dari program ini.

Kemudian sepak bola wanita yang lamaaaaaaaa sekali mati suri, kembali dihidupkan dengan menggelar Liga 1 Putri sejak 2019. Berterima kasihlah karena kalian para jomblowan jadi mengenal Zahra Muzdalifah, Anggita Octaviani, Sabreena Dressler, dll.

Hanya sekian tahun berkantor di Senayan, itupun "hanya" sebagai Sekjen, tetapi ada seabreg program visioner yang telah ditelurkan oleh Ratu Tisha. Coba bayangkan kalau dirinya menduduki posisi puncak, sebagai Ketua Umum PSSI 2023-2027.

Oya, hampir lupa. Di antara sekian kontribusi Ratu Tisha pada dunia sepak bola Indonesia, menurut saya yang paling tak ternilai adalah kiprahnya bersama LabBola. Dia membawa permainan bola bulat di Tanah Air lebih maju dan saintifik dengan memanfaatkan analisis data.

Melihat kiprahnya ini, tidak heran kalau AFF dan bahkan AFC memberikan tempat pada Ratu Tisha untuk duduk sebagai pengurus. Pendek kata, kemampuan Ratu Tisha diakui di tingkat regional dan konfederasi.

Satu poin lagi yang paling penting, setahu saya Ratu Tisha bersih dari pengaruh politik. Ia bukan kader partai tertentu, bukan pula orang pemerintahan. Benar-benar seorang profesional dalam dunia sepakbola.

Maka dari itu, saya sungguh menyayangkan jika calon paling potensial ini justru hanya mendaftarkan diri sebagai calon wakil ketua umum. Mengapa tidak sekalian mengincar kursi ketua umum saja sih, Mbak?

Hati saya, kalau dibelah, isinya hanya sepak bola. -Ratu Tisha

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun