Mohon tunggu...
Bunga Ristyana
Bunga Ristyana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi prodi S1 PGSD

Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengaruh Karakteristik Peserta Didik di Sekolah Dasar terhadap Pendidikan

4 Desember 2020   08:37 Diperbarui: 4 Desember 2020   09:14 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

NAMA  : BUNGA RITIANA

NIM      : 191330000404

KELAS : 3PGSDA1

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah tempat atau wadah dimana peserta didik mendapatkan pengalaman baru dan wawasan baru yang belum pernah ia dapatkan sebelumnya dilingkungannya. Pendidikan di sekolah dasar adalah lingkungan kedua setelah lingkungan keluarga dan tempat belajar pertama yang akan menjadi dasar ia akan menjadi apa nanti dan menentukan ke jenjang apa selanjutnya. 

Dalam proses pembelajaran di sekolah dasar peserta didik memiliki ciri, kemampuan dan karakter yang berbeda-beda yang akan mempengaruhi terhadap pendidikannya. Untuk itu seorang pendidik tidak boleh memperlakukan semua peserta didik itu sama, tetapi seorang pendidik harus mampu mempelajari karakter dari setiap peserta didik untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif. 

Pada zaman sekarang banyak muncul kasus yang menunjukkan lemahnya karakter kebangsaan dari para pelajar muda, contohnya seperti kasus bullying, tawuran antar pelajar, kasus penggunaan narkoba pada anak dibawah umur, kekerasan pada anak, perselisihan antara suku, dll. 

Dari beberapa kasus tersebut diakibatkan karena lemahnya karakter kebangsaan pada diri anak. Untuk itu perlu adanya pendidikan karakter pada anak sejak dini dan dapat dimulai sejak memasuki usia Sekolah Dasar. Tujuan pendidikan karakter tersebut termuat dalam program pemerintah yang diterbitkan dalam Peraturan Presiden nomor 87 pasal 2 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), Yang bertujuan: 

1) Membangun dan membekali peserta didik sebagai generasi emas Indonesia tahun 2045 dengan jiwa Pancasila dan pendidikan karakter yang baik guna menghadapi dinamika perubahan di masa depan, 

2) Mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletekkan pendidikan karakter sebagai jiwa utama dalam penyelenggaraan pendidikan jalur formal, nonfromal, dan informal dengan memperhatikan keberagaman budaya Indonesia dan, 

3) Merevitalisasi dan memperkuat potensi dan kompetensi pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, masyarakat, dan lingkungan keluarga dalam implementasi PPK (Perpres No 87 Pasal 2, 2017). Pendidikan karakter bertujuan untuk menjadikan peserta didik sebagai penerus bangsa yang memiliki akhlak dan moral yang baik, untuk menciptakan kehidupan berbangsa yang aman, adil dan makmur (Putri, 2018: 38). Sebelum melakukan pendidikan karakter pada anak ada baiknya seorang pendidik harus memahami karakteristik peserta didik di sekolah dasar terlebih dahulu yang akan menjadi pembahasan materi pada esay ini.

PEMBAHASAN

Pendidikan sekolah dasar adalah dasar yang menentukan akan kemana seorang peserta didik ini melanjutkan ke jenjang selanjutnya. Pentingnnya memahami karakteristik peserta didik bagi seorang pendidik akan mempengaruhi pendidikan dalam proses pembelajaran yang efektif di Sekolah Dasar dan untuk mengatasi berbagai masalah yang terjadi karena lemahnya pendidikan karakter kebangsaan. 

Menurut Piaget yang dikutip oleh (Putri, 2018: 39), anak usia 7-11 tahun telah mengalami tingkat perkembangan Operasional Konkret dimana pada tingkat ini adalah permulaan berpikir secara rasional, yang artinya anak sudah memiliki operasi-operasi yang logis untuk diterapkan pada masalah yang konkret atau dapat dikatakan 

jika anak tersebut menghadapi masalah antara pikiran dan persepsi maka anak tersebut sudah bisa mengambil keputusan secara logis dan buka keputusan perseptual seperti anak pra-operasional. Menurut Nasution (1993) usia masa Sekolah Dasar adalah masa akhir anak-anak yaitu mulai dari usia enam tahun hingga dua belas tahun (Surya, dkk, 2018: 31). Pada usia ini seorang anak akan mengalami perkembangan kognitif, bahasa, dan sosial. Dan dalam masa ini seorang anak akan keluar dari lingkungan pertamanya yaitu keluarga dan memasuki lingkungan kedua yaitu dunia sekolah. Peserta didik sekolah dasar umumnya dibagi menjadi dua fase, yaitu: fase kelas rendah dengan rentang usia dini yaitu kelas satu sampai kelas tiga dan fase kelas tinggi yaitu kelas empat hingga kelas enam.

Pada usia peserta didik kelas rendah peserta didik merupakan peralihan  dari masa anak-anak yang biasanya masih belum terbiasa dengan pendidikan formal, oleh karena itu pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan pembelajaran tematik. Di dalam pembelajaran tematik peserta didik dapat belajar sambil bermain dan mempelajari materi yang masih akrab dengan kehidupan sehari-hari, membiasakan dengan kebiasaan baik, pengenalan lingkungan sekolah, serta belajar menanamkan karakter yang baik pada peserta didik (Surya, dkk, 2018: 32). 

Usia peserta didik kelas rendah memiliki ciri sifat karakter, yaitu:

  1.  Terdapat korelasi positif yang tinggi antara kesehatan pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah, 
  2. Terdapat sikap kecenderungan untuk memahami peraturan permainan yang masih tradisional, 
  3. Cenderung lebih suka memuji diri sendiri, 
  4. Senang membanding-bandingkan diri dengan peserta didik lain dimana ia merasa diuntungkan dan dapat meremehkan peserta didik lain tersebut, 
  5. Senang menyepelekan soal yang tidak dapat diselesaikan karena dianggap tidak penting, 
  6. Pada masa ini usia 6-8 tahun, anak menginginkan nilai rapor yang baik, tanpa menyadari apakah dirinya layak mendapatkan nilai yang baik atau buruk (Maliki, 2016: 57). 

Melihat dari beberapa sifat tersebut, peserta didik pada usia kelas rendah masih membutuhkan adanya bimbingan atau arahan dalam membedakan antara hal baik dan buruk. Untuk itu perlu adanya pengawasan terhadap peserta didik baik itu disekolah maupun di lingkungan luar.

Peserta didik kelas rendah tentu saja memiliki karakter yang berbeda dengan peserta didik kelas tinggi, hal ini dapat diketahui melalui perkembangan proses belajar si anak. Pada peserta didik kelas tinggi sudah dapat mengembangkan ketrampilan kognitifnya seperti dalam hal berpikir dan berkreasi lebih luas (Surya, dkk, 2018: 32). 

Usia peserta didik kelas tinggi memiliki ciri sifat karakter, diantaranya: 

  1. Sudah memiliki minat dalam kehidupan praktis sehari-hari yang konkret, yang dapat menimbulkan kecendurang untuk membanding-bandingkan pekerjaan yang lebih parktis, 
  2. Lebih realistik, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, serta minat belajar tinggi, 
  3. Sudah memiliki minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus pada saat menjelang akhir masa ini dengan ditandai menonjolnya beberapa faktor, 
  4. Sampai kisaran umur 11 tahun anak akan membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya, 
  5. Pada masa ini peserta didik senang membentuk kelompok sebaya untuk dapat bermain bersama dan membuat peraturannya sendiri tanpa harus menganut peraturan tradisional (Maliki, 2016: 57). 

Berdasarkan uraian tersebut, usia peserta didik kelas tinggi sudah dapat mengembangkan pemikiran yang logis dalam memahami sesuatu tetapi masih terbatas pada fakta-fakta perseptual.

Menurut Dalyono (1997) yang dikutip oleh (Maliki, 2016: 58), perkembangan intelektual meliputi masa anak bersekolah dengan usia 7-12 tahun. Perkembangan intelektual tersebut dimulai pada saat usia Sekolah Dasar yaitu ketika sudah mendapatkan pendidikan dan pengajaran, serta sudah dapat berpikir dan mengambil keputusan secara logis. 

Sebelum adanya perkembangan intelektual, perkembangan ingatan pada anak sudah berlangsung sejak usia 2-3 tahun. Hal tersebut disebabkan karena fungsi pengamatan pada anak sudah dapat menerima kesan-kesan yang dibantu oleh perhatiannya yang mampu mengadakan kecaman terhadap kesan yang diterimanya (Maliki, 2016: 58). Keberhasilan masa bersekolah diakhiri dengan masa pueral yang terjadi pada masa akhir sekolah dasar. Menurut Nasution, dkk yang dikutip oleh (Maliki, 2016: 59), karakter pada masa pueral diringkas dalam dua hal, diantaranya: 1) Ditujukan untuk berkuasa, dan 2) Ekstraves atau berorientasi keluar dirinya. Hal tersebut mendorong sang anak untuk melihat keadaan dunia luar dan kemudian mencari teman sebaya untuk menjadikan suau kelompok untuk memperlihatkan kekuasaan atau kekuatan kemenangannya. Masa ini disebut Karpatrick sebagai masa Competitive Socialization yang artinya dalam diri sang anak terdapat dorongan untuk bersaing yang sangat besar dan hal tersebut disalurkan bersama teman-temannya, oleh sebab itu anak-anak pada masa pueral mendapatkan sosialisasi lebih lanjut karena persaingan tersebut.

PENUTUP 

Pentingnnya memahami karakteristik peserta didik bagi seorang pendidik akan mempengaruhi pendidikan dalam proses pembelajaran yang efektif di Sekolah Dasar dan untuk mengatasi berbagai masalah yang terjadi karena lemahnya pendidikan karakter kebangsaan. 

Peserta didik usia sekolah dasar umumnya dibagi menjadi dua fase, yaitu: fase kelas rendah dengan rentang usia dini yaitu kelas satu sampai kelas tiga dan fase kelas tinggi yaitu kelas empat hingga kelas enam. Menurut (Maliki, 2016: 57), usia peserta didik kelas rendah memiliki ciri sifat karakter, yaitu: 

1) Terdapat korelasi positif yang tinggi antara kesehatan pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah, 2) Terdapat sikap kecenderungan untuk memahami peraturan permainan yang masih tradisional, 3) Cenderung lebih suka memuji diri sendiri, 4)  Senang membanding-bandingkan diri dengan peserta didik lain dimana ia merasa diuntungkan dan dapat meremehkan peserta didik lain tersebut, 5) Senang menyepelekan soal yang tidak dapat diselesaikan karena dianggap tidak penting, 6) Pada masa ini usia 6-8 tahun, anak menginginkan nilai rapor yang baik, tanpa menyadari apakah dirinya layak mendapatkan nilai yang baik atau buruk. Sedangkan usia peserta didik kelas tinggi memiliki ciri sifat karakter, diantaranya: 1) Sudah memiliki minat dalam kehidupan praktis sehari-hari yang konkret, yang dapat menimbulkan kecendurang untuk membanding-bandingkan pekerjaan yang lebih parktis, 2) Lebih realistik, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, serta minat belajar tinggi, 3) Sudah memiliki minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus pada saat menjelang akhir masa ini dengan ditandai menonjolnya beberapa faktor, 4) Sampai kisaran umur 11 tahun anak akan membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya, 5) Pada masa ini peserta didik senang membentuk kelompok sebaya untuk dapat bermain bersama dan membuat peraturannya sendiri tanpa harus menganut peraturan tradisional. Dalam hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa peserta didik pada usia kelas rendah masih membutuhkan adanya bimbingan atau arahan dalam membedakan antara hal baik dan buruk. Untuk itu perlu adanya pengawasan terhadap peserta didik baik itu disekolah maupun di lingkungan luar. Sedangkan usia peserta didik kelas tinggi sudah dapat mengembangkan pemikiran yang logis dalam memahami sesuatu tetapi masih terbatas pada fakta-fakta perseptual.

DAFTAR PUSTAKA

Maliki. 2016. Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenada Media

Peraturan Presiden No 87 Pasal 2 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).

Putri, Dini Palupi.  2018. Pendidikan Karakter Pada Anak Sekolah Dasar di Era Digital. AR-RIAYAH: Jurnal Pendidikan Dasar. Vol. 2(1): 38-39. STAIN Curup-Bengkulu| p ISSN 2580-362X; e ISSN 2580-3611

http://journal.staincurup.ac.id/index.php/JPD

Surya, Anesa. Dkk. 2018. Finding HOTS-Based Mathematical Learning in Elementary School Students. Jurnal Social, Humanities, and Educational Studies (SHEs): Conference Series. Vol. 1(1):31-32. 1st National Seminar on Elementary Education (SNPD 2018). p ISSN 2620-9284; e ISSN 2620-9292

https://jurnal.uns.ac.id/shes

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun