Mohon tunggu...
Budi Prathama
Budi Prathama Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Kuliah di Universitas Sulawesi Barat. Hobi nulis lepas sambil minum kopi. Ngobrol di IG @budi.prathama

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Di Kampung Saya, Kalau Pakai Baju Keki Itu Keren

9 Maret 2021   06:18 Diperbarui: 9 Maret 2021   09:30 2525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa sih yang tidak bangga, kalau sudah mengenakan baju keki. Mengenakan bukan asal mengenakan, melainkan telah menyandang status sosial tinggi yang diduduki seperti sudah menjadi PNS. 

Ya, pekerjaan itu mungkin sebagian dari kita sangat mengincar-incarnya agar bisa menjadi seorang PNS. Alasannya pun jelas, gaji tiap bulan akan lancar, biaya tunjangan juga akan ada dan bahkan biaya pensiun juga akan ada, walaupun kondisinya kita sudah tidak bekerja lagi.  

Jujur saja saya pun sangat menginginkan hal seperti demikian. Namun, ada yang menarik di sini, bukan persoalan PNS-nya melainkan penampilannya, sehingga ada pandangan yang salah kaprah. 

Contohnya saja mereka yang berbaju keki, artinya bahwa bukan hanya mereka yang sudah jadi PNS, tetapi para honorer juga. Di mana honorer ini, kalau kita telisik lebih jauh justru kerjanya lebih banyak dibandingkan yang sudah PNS. Ada tumpah tindih antara kerja yang ia torehkan dengan gaji yang didapatkan.

Biasanya ada anggapan bahwa para honorer kantoran ini yang berbaju keki biasa dipandang sebagai orang sukses. Alasannya apa, mereka sudah bekerja di kantor, panas sinar matahari atau derasnya hujan, tidak ia dapatkan seperti para petani sana. Kerja kantoran dapat duduk di kursi dengan bersantai sambil minum kopi. Nah, itulah anggapan seperti di kampung saya, tanpa mereka mengetahui bagaimana sebenarnya dan apa yang dirasakan para tenaga honorer ini.

Tempat tinggal saya berada di sebuah desa kecil tepatnya di Polewali Mandar. Sering saya perhatikan, banyak cerita yang terdengar bahwa mereka yang sudah kerja di kantoran tanpa pandang honorer ataupun PNS mereka sudah termasuk kategori keren yang masuk nominasi pekerjaan mudah dan nyaman. Entah, bagaimana jalannya, para pemakai baju keki ini bisa merasakan kenyamanan juga.  

Anggapan seperti ini, bukan hal baru. Justru telah menjadi budaya yang terus dirawat dan diwariskan. Sehingga ini pulalah, peran untuk mengembangkan potensi kekayaan alam mengalami kekurangan minat. Padahal, potensi pertanian cukup besar yang nantinya dapat menjadi nilai ekonomis yang tinggi.

Kesadaran untuk membuka cakrawala, tentang bukan hanya mereka yang kerja kantoran sebagai jalan orang bisa sukses. Tetapi, banyak jalan lain termasuk pengelolaan sumber daya alam, tempat tinggal kita. Meskipun, tidak berada di perkotaan, tetapi hal itu sebenarnya tidak kalah keren dibanding mereka-mereka yang tinggal di perkotaan.

Sebenarnya yang mencolok dari para kerja kantoran ini, itu dari penampilannya. Tentu, akan berbeda bagi mereka yang bekerja sebagai petani. Para petani yang setiap harinya akan bersentuhan dengan tanah sebagai teman karib dari sumber memperoleh hasil, sedangkan untuk yang kerja di kantoran tidak, tapi temannya biasa pulpen, berkas dan lainnya.  

Padahal, jika kita banding-bandingkan atau kita juga bisa hitung nominal uang yang didapatkan, justru tidak kalah banyak bagi mereka yang bekerja di kantoran. Persepsi ini yang mesti dipatahkan kalau hanya orang-orang kantoran saja yang bisa jadi orang keren,  padahal tidak. Kita juga yang bertindak sebagai pekerja petani dapat lebih keren dari mereka yang kerja di kantoran.

Ini adalah menjadi penyakit luar biasa kalau menilai seseorang hanya sebatas penampilannya saja. Seperti menilai para pemakai baju keki, termasuk mereka juga orang-orang keren. Keren dalam artian, keren pekerjaannya karena tidak lagi mandi keringat. Tapi jangan salah, banyak juga dari mereka yang tidak merasakan kenyamanan seperti apa yang kita sangkakan.  

Lalu, masalahnya adalah terletak pada pendidikan. Pentingnya pendidikan sebagai jalan yang mampu mengubah cakrawala berpikir, mampu melihat fenomena secara objektif, mampu melihat kelebihan, meskipun itu kekurangan bagi pandangan orang lain. Dan mestinya itu yang diharapkan dalam pendidikan.

Terakhir dalam tulisan ini dan perlu saya sampaikan, bahwa menilai seseorang hanya sebatas penampilannya saja itu dapat mengakibatkan penipuan. Sama halnya, seseorang yang bekerja dengan mengenakan baju keki belum tentu mereka mendapatkan nyamannya dalam pekerjaannya itu.  Bahkan ada kasus, pemakai baju keki dengan status pekerjaan honorer justru mendapatkan gaji yang bisa dibilang terlalu rendah dan sangat tidak dapat menjamin kebutuhannya itu.

Dengan demikian, kerennya suatu pekerjaan bukan karena tempat atau penampilannya saja, melainkan bagaimana pekerjaan itu dapat membuat nyaman dan mampu memberikan hasil yang sesuai. Baju keki tidak bisa menjamin bahwa pekerjaan kita keren, seperti yang terjadi di tempat tinggal saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun