Mohon tunggu...
Budiman Hakim
Budiman Hakim Mohon Tunggu... Administrasi - Begitulah kira-kira

When haters attack you in social media, ignore them! ignorance is more hurt than response.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dukun Sakti dari Sukamantri

28 September 2017   12:44 Diperbarui: 28 September 2017   18:06 2516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana kemah di Sukamantri|Dokumentasi pribadi

"Okay, terima kasih teman-teman sudah berkumpul di sini. Kami punya pengumuman penting dan pengumuman itu akan disampaikan oleh Arthur. Silakan, Thur," kata Ewok mempersilakan Arthur.

Dengan hikmad, Arthur mulai berkata, "Teman-teman sekalian. Kita tau apa yang menimpa teman kita Toni dan Berti semalam. Tentunya kita sangat prihatin dan berharap peristiwa ini tidak akan terjadi untuk kedua kalinya."

Semua hadirin terdiam. Di atas sana bulan semakin bersahabat dan memberi lampu tambahan membantu api yang perlu ditambah kayunya.

"Karena itulah, saya dan Ewok sejak sore tadi mencari orang pintar yang mampu untuk melindungi kita semua. Dan orang pintar ini sekarang sudah berada di sebelah saya. Beliau bernama Pak Anwar dan dia adalah orang pintar terbaik di seluruh daerah jawa barat."

Mendengar ucapan Arthur, semua orang menoleh ke arah Si Kakek. Orang tua itu masih saja berkomat-kamit tanpa mengeluarkan suara dan matanya tetap separuh terpejam seperti bayi yang terserang kantuk.

"Nah, Alhamdulillah, Pak Anwar telah membuat sebuah ramuan ampuh untuk mencegah datangnya setan dan makhluk halus. Dan ramuan itu berada di dalam baskom ini."

Habis berkata begitu, Sang Kakek menyerahkan baskom kepada Arthur. Setelah itu, dia kembali ke posisinya semua.

"Jadi yang perlu dilakukan teman-teman adalah seperti berikut. Saya akan membuka sedikit serbet di atas baskom ini lalu teman-teman sekalian silakan mendekatkan hidung kalian ke arah baskom yang terbuka lalu hiruplah aromanya sekuat-kuatnya."

Semua hadirin terdiam.

"Semakin kuat kalian menghirup, makin besar perlindungan ramuan ini pada kalian. Insya Allah kita semua akan terlindungi dari godaan setan dan makhluk halus apapun yang akan mengganggu kita. Apakah kalian setuju?"

Sejenak semua orang ragu-ragu untuk menjawab. Suasana sunyi. Yang terdengar hanya berkeretaknya suara kayu yang sedang dilalap api. Dari kejauhan terdengan suara anjing melolong sehingga menambah situasi semakin mistis. Sementara Sang Kakek masih saja berkomat-kamit tanpa mengeluarkan suara. Kumis dan jenggotnya bergerak-gerak mengikuti gerakan mulutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun